- ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
VIVA – Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengungkapkan, produksi beras pada tahun ini mengalami surplus sebesar 2,85 juta ton. Hal itu diklaimnya berasal dari data luas lahan baku sawah, luas panen, angka produksi serta angka kebutuhan masyarakat.
Menurut Darmin, terkait luas lahan baku sawah, berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik atau BPS, pada tahun ini sebesar 7,1 juta hektare. Luas tersebut dikatakannya mengalami penurunan dari capaian luas di 2013 yang sebesar 7.750 juta hektare.
"Hasil pemotretan terakhir lahan baku sawah kita adalah 7,1 juta hektare, turun dari tadinya 7.750 juta menjadi 7,1 hektare. Data per sekarang. Karena berubah jadi rumah, jadi jalan, jadi pabrik," katanya saat ditemui di kantornya, Senin 22 Oktober 2018.
Sementara itu, lanjut dia, dari luas lahan baku sawah tersebut yang sebesar 7,1 juta hektare, luas panennya adalah sebesar 10,9 juta hektare. Sehingga dikatakannya, hampir sebagian lahan baku sawah tersebut atau 54 persennya mampu ditanami padi sebanyak dua kali.
"Hasilnya dari 7,7 juta hektare lahan baku itu tahun ini luas panennya adalah 10,9 juta hektare. Berarti kalau kamu bagi 10,9 juta dengan 7,1 juta dapatnya 1,54 juta hektare artinya 54 persennya dari sawah ditanami dua kali tahun ini, 100 persen sekali," tuturnya.
Kemudian, dari kedua data tersebut, dia mengatakan, total produksi yang mampu dilakukan petani tahun ini mencapai 32,4 juta ton. Sedangkan, kebutuhan konsumsi masyarakat terhadap beras pada tahun ini dikatakannya sebesar 29,6 juta ton. Sehingga, ada sebesar 2,85 juta ton.
"Dampaknya produksi kita tahun ini 32,4 juta ton. Di pihak lain, konsumsi kita terlalu ruwet kalau saya ceritakan satu-satu, totalnya adalah tahun ini 29,6 juta ton. Jadi sebenarnya kalau produksi saja masih ada lebih 2,85 juta ton," ungkap dia.
Daftar Harga Pangan 16 April 2024: Beras hingga Daging Turun
Harga komoditas pangan mayoritas mengalami penurunan usai libur Lebaran.
