Klarifikasi BJB soal Dugaan Memainkan Suku Bunga

Sekretaris Perusahaan BJB, M. As'adi Budiman.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Selain dituding melakukan pungutan liar berupa pemblokiran nasabah kredit, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk, atau Bank BJB juga dituding memainkan besaran suku bunga oleh pihak Satgas Saber Pungli Pusat.

Ekonomi Dunia Bergejolak, BI Buka-bukaan Hasil Stess Test Terbaru Sektor Perbankan

Menanggapi tudingan soal suku bunga tersebut, Sekretaris Perusahaan BJB, M. As'adi Budiman pun membantahnya.

Dia menolak suku bunga yang diterapkan banknya disebut pungli. Ia menjelaskan, program promo suku bunga, yang diselenggarakan pihaknya, memiliki batas waktu promo, sehingga ketika promo tersebut habis, nasabah dikenakan suku bunga normal.

Sri Agustin, Nasabah Mekaar yang Dipuji Jokowi Berbagi Tips Eksis Jalani Usaha Sambel

"Kalau suku bunga kan, ada periode promo, misalnya promo berakhir di bulan Desember. Nah yang ambil (promo di bulan) Januari, kan suku bunganya sudah kembali normal. Hal ini lazim menurut saya," kata As'adi kepada VIVA, saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Jumat 26 Oktober 2018.

Karenanya, As'adi pun mengaku bahwa ada perbedaan suku bunga kredit yang diberikan pihaknya, dalam sejumlah program dan promo yang ditawarkan BJB kepada para nasabah.

Tumbuh 11,7 Persen, BCA Bukukan Laba Bersih Rp 12,9 Triliun Kuartal I-2024

"Jadi ada periode-periode di bulan tertentu, sehingga nasabah yang mencairkan di bulan-bulan tersebut, juga mendapatkan suku bunga yang menarik," kata As'adi.

Saat ditanya bagaimana sikap BJB, ketika tahu bahwa Satgas Saber Pungli langsung menemui Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, guna melaporkan dugaan pungli dan tudingan memainkan suku bunga tersebut, As'adi pun menjelaskan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan sang gubernur. 

"Jadi, pesan Pak Gubernur (masalah) ini diselesaikan dengan baik saja," kata As'adi.

Mengenai apa langkah dan tindakan BJB, guna menanggapi sejumlah tudingan yang dialamatkan kepadanya itu, As'adi pun mengaku bahwa saat ini pihaknya tengah mengumpulkan sejumlah data di internal, guna membantah semua tudingan tersebut.

"Kita sedang menyiapkan data-data (untuk membuktikan) bahwa hal seperti ini tidak benar, bahwa kita melakukan pungli. Kita akan konfirmasi dengan dokumen, dan ini adalah suatu hal yang tidak sesuai dengan definisi pungli itu tadi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya