Konstruksi Proyek Listrik 35 Ribu Megawatt Capai 50 Persen

Aktivitas pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Batang
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

VIVA – Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Andy Noorsaman Sommeng menjelaskan, update terkini terkait proyek kelistrikan 35 ribu megawatt.

Reaktivasi Pabrik PIM-1 Bakal Tingkatkan Produksi Pupuk Indonesia

Andy mengatakan bahwa saat ini, dari target kelistrikan 35 ribu megawatt tersebut, yang sudah COD atau commisioning sudah mencapai sekitar 10 persen.

"Kemudian, yang sedang konstruksi sekitar 40-50 persen. Underconstruction, beda-beda tuh, ada PLTU, PLTG, bahkan EBT," kata Andy di kantornya, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin 29 Oktober 2018.

Harga Komoditas Dunia Meroket, Kargo Batu Bara Terdongkrak Naik

Kemudian, lanjut Andy, bagian proyek yang sudah kontrak namun belum masuk tahap konstruksi sekitar 20-30 persen. "Sisanya, perencanaan cuma 10 persen, kan kecil," ujarnya.

Karena itu, Andy menegaskan bahwa saat ini proyek kelistrikan 35 ribu megawatt tersebut dapat dikatakan sudah berada di posisi yang benar, terkait dengan kebutuhan listrik nasional.

Konflik Rusia ke Ukraina Dongkrak Harga Minyak RI

"Artinya, kita sudah benar posisinya, dan ini kita butuh. Karena, rasio elektrifikasi harus mencapai 100 persen, tahun depan kita harapkan 99,9 persen, itu instruksi presiden. Tahun ini targetnya 97,5 persen, tetapi alhamdulillah sudah hampir mendekati 98 persen lah," kata Andy.

Saat ditanya apakah proyek 35 ribu megawatt ini sempat terpengaruh rencana pemerintah me-reschedule sejumlah proyek, terkait current account deficit beberapa waktu lalu, Andy pun membantah hal tersebut.

Dia menilai, kondisi current account deficit tersebut sebenarnya bukan hanya berkaitan dengan sektor kelistrikan, tapi juga dengan sektor-sektor lain seperti misalnya perdagangan dan lain sebagainya.

"Kita harus lihat mana kebutuhan yang esensi bagi negara ini. Kalau yang enggak begitu penting misalnya, Anda mau pakai tas Luis Vuitton, impor nih, ngapain gitu loh, misalnya. Itu kan bukan prioritas. Tapi kalau Anda butuh ya enggak apa-apa, tapi kan bukan prioritas," kata Andy.

"Yang kita butuhkan itu kalau kaitannya dengan tenaga listrik, kan semua investasi dan lender kan datangnya dari luar apakah US$ apakah EUR, ya akan masuk," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya