Taksi Online Diingatkan Bakal Ditinggal Penumpang Kalau Sering Demo
- Fikri Halim/VIVA.co.id
VIVA – Kementerian Perhubungan menilai demo pengemudi transportasi online di depan kantor Grab Indonesia di Gedung Lippo Kuningan pada awal pekan ini merupakan aksi yang paling anarki selama ada demo transportasi online. Aksi para pengemudi ini pun dikhawatirkan bisa membuat penumpang khawatir dan takut untuk naik taksi online.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi mengatakan, penumpang bisa saja semakin meninggalkan taksi online karena aksi pengemudinya.
"Pengemudi kalau begini, lama- lama masyarakat bisa meninggalkan taksi online, balik ke Blue Bird. Karena mungkin kayak ibu-ibu, atau yang perempuan itu akan takut naik taksi online," kata Budi di kantor Kemenhub, Jakarta, Rabu 31 Oktober 2018.
Atas aksi para pengemudi tersebut, Budi menuturkan, pihaknya sudah meminta pihak Grab bersikap kooperatif dan bisa menemui para pengemudi. Hanya memang, pada saat kejadian demo itu pimpinan Grab tidak menemui para pengemudi sehingga terjadi kericuhan.
"Ternyata sampai akhir pak Rizki (Managing Director Grab Indonesia) tidak menemui, akhirnya ada bentrokan di sana, bakar-bakar ban dan kaca pecah," ujarnya.
Tuntutan yang diminta pengemudi itu antara lain adalah tarif, kemitraan yang adil dan tidak ada suspen dalam sistem Grab.
Budi Setiyadi pun mengatakan, pihaknya sudah meminta kepada Grab untuk memberikan kebijakan yang terbaik. Pihaknya juga akan segera menerbitkan aturan baru terkait taksi online salah satunya adalah ketegasan tarif batas bawah dan tarif batas atas.
"Tapi, orang yang demo itu kata Grab itu memang terindikasi nakal. Pak Menhub juga memang minta ada pengaturan soal ini, agar ini bisa segera selesai. Karena biasanya konflik pengemudi adalah terkait tarif batas bawah dan atas," tuturnya.
