Rendahnya Inflasi Oktober 2018 Jadi Sentimen Positif Perkuat Rupiah

Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Nilai tukar rupiah ditutup menguat 75 poin atau 0,49 persen ke level Rp15.128 per dolar Amerika serikat, pada perdagangan kemarin, Kamis 1 November 2918.

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

Pengamat pasar modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia atau AAEI, Reza Priyambada menilai, kenaikan nilai tukar rupiah itu terjadi di atas perkiraan sebelumnya.

Menurut dia, rilis inflasi Oktober di angka 0,28 persen (month-on-month) terbilang masih rendah, sehingga mampu memberikan sentimen positif pada rupiah.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

"Disepakatinya APBN 2019 dengan defisit fiskal berada di bawah dua persen, dan dibarengi dengan penurunan imbal hasil serta adanya peluncuran implementasi Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) oleh BI guna menahan gejolak rupiah, ternyata mampu memberikan sentimen positif tambahan pada rupiah," kata Reza dalam keterangannya di Jakarta, Jumat 2 November 2018.

Dari aspek global, Reza menilai, adanya kemajuan yang diperoleh dari perundingan Brexit antara Uni Eropa dan Inggris, serta meningkatnya data CPI Uni Eropa. Keduanya berdampak positif terhadap posisi euro, sehingga turut berimbas pada penguatan rupiah.

Rupiah Amblas ke Rp 16.270 per Dolar AS Pagi Ini

"Prediksinya, diperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp15.130-15.100 per dolar AS. Kenaikan yang terjadi diharapkan masih bertahan sehingga dapat membuka ruang sebagai awal dari tren kenaikan," kata Reza.

Dia menjelaskan, adanya penguatan euro yang mampu mengimbangi apresiasi dolar AS seiring dengan sentimen internal di Uni Eropa, cukup memberikan sentimen positif bagi terapresiasinya rupiah.

Selain itu, masih adanya sejumlah sentimen positif, selain daripada inflasi, diharapkan dapat membantu penguatan rupiah ke depannya. "Tetap mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat rupiah kembali melemah," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya