idEA Works Dukung Pemerintah Tingkatkan SDM di Industri E-Commerce

Asosiasi E-Commerce Indonesia atau idEA, dikepalai Ignatius Untung (kiri).
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Masih tingginya kesenjangan antara bakat-bakat sumber daya manusia di bidang ekonomi digital dengan para pelaku bisnis di industri tersebut, menjadi tugas pemerintah dan sejumlah pihak lain yang juga terkait di dalamnya.

Integrasi Tiktok Shop dan Tokopedia, DPR: Harus Bantu UMKM Adaptasi dengan Teknologi

Dari sisi pelaku industri ekonomi digital, Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), yang dikepalai Ignatius Untung selaku ketua umum, memastikan bahwa konsep idEA Works yang digagas pihaknya akan menjembatani kesenjangan yang terjadi antara talenta muda Indonesia, dengan kebutuhan sumber daya manusia di industri ekonomi digital Indonesia.

"idEA Works ini adalah pengejawantahan dan dukungan kami, untuk meningkatkan kualitas talenta di industri ekonomi digital Indonesia, dan menghilangkan kesenjangan antara talenta dan pelaku bisnis tersebut di Indonesia," kata Untung di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Kamis 8 November 2018.

Sambut Mudik Lebaran, Perusahaan Ban Ini Rambah Dunia eCommerce

Untung menjelaskan, rangkaian kegiatan idEA Works yang dirancang pihaknya ini akan mengakomodir sejumlah workshop dan diskusi antarpara pelaku di industri e-commerce Indonesia dengan berbagai pihak dan instansi terkait.

Termasuk, antara pihak kampus dan pihak perusahaan, yang membutuhkan talenta sumber daya manusia berkualitas, adaptif, dan kompetitif di industri ekonomi digital di Indonesia saat ini.

Pemerintah Kantongi Rp 22,179 Triliun dari Pajak Digital

Di sisi lain, lanjut Untung, melalui kegiatan idEA Works ini, para pelaku di industri e-commerce juga bisa berbagi pandangan mengenai kebutuhan talenta yang dicari, untuk ikut berkompetisi dan tanggap akan dinamika di industri ekonomi digital saat ini.

Sehingga, demand and supply antara ketersediaan dan kebutuhan talenta SDM di industri ekonomi digital tersebut bisa terjembatani dan sekaligus mengurangi kesenjangan antara keduanya.

“Kontribusi sumber daya manusia, memang menjadi satu hal utama selain perkembangan teknologi itu sendiri. Bisnis berkembang, produk berubah, maka idealnya adalah talentanya juga harus ikut berkembang," ujarnya.

Merunut pada riset yang dilakukan oleh Google, AT Kearney & Amvesindo pada 2017, sektor industri ekonomi digital sudah menduduki posisi tiga besar investasi di Indonesia, setelah industri tambang minyak dan gas. Sehingga, pemerintah Indonesia pun mendorong pengembangan ekonomi digital, melalui basis industri dan perdagangan elektronik atau e-commerce.

Dengan validasi data seperti ini, diperlukan individu yang memiliki pemahaman dan penguasaan teknologi informasi komunikasi atau information and communication technologies (ICT). Tak hanya itu, data yang dirilis oleh The PPRO Payments and e-Commerce Report 2018 mencatat, Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan e-commerce tertinggi di dunia, dengan angka fantastis sebesar 78 persen.

Data ini menjadi satu dasar bagi para pelaku industri ekonomi bahwa ada kebutuhan yang mendasar untuk talenta berkualitas yang siap bersaing dengan talenta impor, di tengah gencarnya investasi asing di industri ekonomi digital Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya