Bappenas: CAD Melebar, Artinya Ekonomi Domestik Bergerak Cepat

Gedung Bappenas
Sumber :
  • www.flickr.com

VIVA – Staf Ahli Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Bambang Prijambodo mengungkapkan, pada dasarnya pelebaran defisit transaksi berjalan memiliki sisi positif terhadap perekonomian, yaitu menandakan berjalannya perekonomian domestik.

Neraca Perdagangan Januari Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi RI

Akibat gerakan perekonomian yang melaju lebih cepat dibandingkan kapasitas domestiknya, dikatakanya, maka komponen luar negeri harus diserap, demi memenuhi laju perkembangan ekonomi domestik tersebut, yakni dalam bentuk impor.

"Intinya, dia tidak akan defisit, impornya tinggi. Kalau tidak ada gerakan ekonomi yang memang dibutuhkan, sehingga dia minta impor," katanya di Depok, Senin 12 November 2018.

Neraca Perdagangan RI Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi Indonesia

Di samping itu, lanjut dia, meski kapasitas impor tersebut lebih besar dari yang diterima negara dalam bentuk ekspor. Namun, dipastikannya impor tersebut diserap demi memenuhi kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia.

"Sehingga, itu yang meyakinkan masyarakat. Kebanyakan (impor) betul-betul untuk investasi," tuturnya.

Neraca Perdagangan Oktober Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Meski begitu, dia mengakui, defisit tersebut tidak hanya terjadi dari sisi barang saja, namun juga terhadap jasa. Karena itu, dia mengaku untuk meredam defisit tersebut harus didorong sektor jasa yang masih rendah, salah satunya melalui sektor pariwisata.

"Seperti pariwisata harus lebih di dorong, kemudian pariwisata yang out bisa kendalikan. Ada juga di primary income, secondary income, itu juga sedang dilihat semua untuk kami lakukan apa-apa yang bisa dilakukan dalam jangka pendek," tegas dia.

"Ke depan, kita memang akan genjot lagi ekspor, semua policy akan kita jalankan fokus-fokus yang lebih baik, termasuk yang subtitusi impor," ucap dia menambahkan.

Sebagai informasi, berdasarkan data Bank Indonesia, kenaikan defisit transaksi berjalan pada kuartal III 2018 menjadi US$8,8 miliar atau 3,37 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya yang sebesar US$8 miliar atau 3,02 persen PDB.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya