Beli Saham Antam di Dairi Prima, Bumi Minerals Setor US$22 Juta

Kegiatan penambangan Bumi Resources.
Sumber :
  • Dokumentasi Bumi Resources.

VIVA – Direktur dan Investor Relations PT Bumi Resources Minerals Tbk, Herwin Wahyu Hidayat, menjelaskan, perseroan telah melakukan pembayaran senilai US$22 juta kepada PT Aneka Tambang Tbk, untuk pembelian 20 persen saham Antam di tambang Dairi Prima Mineral atau DPM, Sumatera Utara.

Hendi Prio Santoso Bawa MIND ID Fokus Menjadi Strategic Holding Industri Pertambangan

Hal itu dilakukan perseroan, sebagai tindak lanjut dari dimulainya kerja sama dengan NFC China usai penjualan 51 persen saham senilai US$198 juta, guna mengembangkan proyek seng dan timah hitam di tambang DPM tersebut.

"Dari NFC kita terima itu US$198 juta. Dari situ, kira-kira sekitar US$100 juta selesai untuk pelunasan fasilitas pinjaman kredit," kata Herwin dalam acara paparan publik Bumi Resources Minerals, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 15 November 2018.

Hendi Prio Santoso Dukung Perbanyak Demo Kendaraan Listrik

"Sementara US$22 jutanya untuk pembayaran tahap awal ke PT Aneka Tambang, untuk pembelian 20 persen saham Antam di Dairi Prima," dia menambahkan.

Saat ditanya apakah hal itu nantinya akan menuju ke 49 persen penguasaan saham Antam di tambang DPM tersebut, Herwin pun membenarkan hal itu. "Betul. Jadi nanti sudah enggak ada Aneka Tambang (di DPM)," ujarnya.

Bumi Resources Minerals Ubah Susunan Direksi, Berikut Namanya

Herwin menjelaskan, transaksi pembayaran US$22 juta kepada Antam sudah diselesaikan pada September 2018. Sementara itu, sisanya, akan dilunasi Bumi Resources Minerals dalam waktu dua tahun ke depan.

"Jadi sisanya, kan kita mesti bayar ke Antam itu nilai 20 persen saham Antam di Dairi Prima senilai US$57 juta. Yang US$22 juta sudah kita bayar September 2018 kemarin, dan sisanya US$35 juta itu akan dilunasi dua tahun ke depan," kata Herwin.

Mengenai dari mana dana yang akan digunakan perseroan untuk membayar sisa dana US$35 juta kepada Antam, Herwin pun mengaku bahwa kas dan anggaran internal perusahaan ke depan lah yang akan melunasinya.

"Harus dari internal perusahaan. Kita harapkan proyek-proyek kita sudah mulai produksi dan ada cash flow yang masuk untuk pembayaran tersebut," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya