Rupiah Kuat Lagi, BI Klaim Berbagai Kebijakan Diapresiasi Pelaku
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, kembali mengalami penguatan pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat 16 Oktober 2018.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada hari ini berada di level Rp14.594, atau menguat dibanding perdagangan kemarin yang sebesar Rp14.764 per dolar AS.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara mengungkapkan, penguatan itu kembali terjadi, lantaran pelaku pasar keuangan sudah menilai baik atas berbagai kebijakan yang dilakukan maupun yang baru dilakukan kemarin. Yakni, kembali menaikkan suku bunga acuan BI-7 day reverse repo rate menjadi sebesar enam persen.
"Ya, kalau rupiah menguat, itu kan market. Itu, artinya market melihat bahwa kebijakan moneter yang pruden, hati-hati, menjaga inflasi, dan menjaga defisit ekspor dan impor barang dan jasa itu di-appreciate oleh market. Sehingga, market kemudian memberikan apresiasinya kepada aset-aset Indonesia," kata dia di Gedung Graha Niaga, Jakarta, Jumat 16 November 2018.
Di samping itu, lanjut dia, sentimen positif pelaku pasar itu juga tercipta atas membaiknya kondisi fiskal pemerintah, di mana dari sisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per akhir Oktober 2018, mampu di tekan ke tingkat 1,6 persen, lebih rendah dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 2,26 persen.
"Kemudian, juga bagaimana kebijakan fiskal yang konservatif, defisit tahun depan ditargetkan turun ya kan 1,8 persen PDB (Produk Domestik Bruto). Itu juga menunjukkan bahwa pemerintah dari sisi fiskal itu juga hati-hati," tegasnya.
"Dan, structural reform, paket-paket kebijakan yang diumumkan pemerintah terus untuk membuat ease of doing business terus membaik, itu diterima pasar dengan baik," tambahnya.