BI dan Bank Sentral China Tambah Nilai Swap Mata Uang Jadi US$30 M

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo
Sumber :
  • ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Puspa Perwitasari

VIVA – Bank Indonesia (BI) dan Bank Sentral China atau People’s Bank of China (PBC) memperbarui perjanjian swap bilateral dalam mata uang lokal atau Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA). 

Joe Biden Sahkan Undang-undang yang Membuat Tiktok Terancam Diblokir

Perpanjangan sekaligus pertambahan nilai perjanjian tersebut ditandatangani oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo, dan Gubernur PBC, Yi Gang, pada Jumat, 16 November 2018. 

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, perjanjian tersebut merefleksikan penguatan kerja sama moneter dan keuangan antara BI dan PBC.

Sejarah Tercipta Thomas Cup dan Uber Cup, Sempat Tertunda Gegara Perang Dunia II

"Sekaligus menunjukkan komitmen kedua bank sentral untuk menjaga stabilitas keuangan di tengah berlanjutnya ketidakpastian di pasar keuangan global," kata Perry dalam keterangan resminya, Senin 19 November 2018.

BI dan PBC telah menyepakati pertambahan nilai BCSA dari yang sebelumnya sebesar 100 miliar yuan atau setara US$15 miliar menjadi 200 miliar yuan atau setara US$30 miliar.

Mobil Listrik Baru BYD Bakal Rilis, Pakai Nama Singa Laut

Perjanjian berlaku selama tiga tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan bersama. Perjanjian ini juga disebut menunjukkan kuatnya kerja sama bidang keuangan antara Indonesia dan Tiongkok. 

Perry meyakini, bahwa kerja sama dengan bank sentral lain dapat semakin meningkatkan kepercayaan pasar terhadap fundamental ekonomi Indonesia.
 

Mobil listrik bZ3C

Mobil Listrik Toyota bZ3C dan bZ3X Resmi Meluncur, Begini Tampilannya

Toyota meluncurkan dua mobil listrik terbarunya, yakni Toyota bZ3C dan Toyota bZ3X. Saudara dari mobil listrik bZ4X tersebut diluncurkan pada ajang Beijing Auto Show 2024

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024