Paket Kebijakan Ekonomi ke-16 Dikritik, Rupiah Kena Sentimen Negatif

Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia atau AAEI, Reza Priyambada, mengatakan pergerakan rupiah setelah libur cenderung berbalik melemah. 

OJK Beberkan Kunci Hadapi Memanasnya Dinamika Ekonomi Global

Hal ini disebabkan adanya sentimen negatif dari dalam negeri, termasuk soal kritik terhadap Paket Kebijakan XVI, yang dinilai tidak akan mampu menaikkan angka pertumbuhan ekonomi nasional, dan meningkatnya defisit neraca transaksi berjalan, serta adanya penundaan proyek nasional LRT. 

"Padahal BI mengatakan defisit tersebut masih tergolong aman dan sehat, karena impor untuk belanja modal masih lebih tinggi ketimbang impor konsumsi," kata Reza dalam pesan tertulisnya, Kamis, 22 November 2018.

Stafsus Bantah Erick Thohir Perintahkan BUMN Borong Dolar AS, Ini Penjelasannya

Berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor, posisi rupiah pada penutupan perdagangan Rabu 21 November 2018 berada di level Rp14.618 per dolar Amerika Serikat atau melemah 32 poin dibandingkan dengan hari Senin 19 November 2018, yang berada di level 14.586 per dolar AS.

Di sisi lain, mulai adanya sentimen positif dari Italia terkait penyusunan anggaran yang berimbas pada terapresiasinya EUR, turut direspons positif sehingga pelaku pasar beralih ke mata uang tersebut.

Erick Thohir: Arahan Saya ke BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Terukur, dan Sesuai Kebutuhan

"Prediksinya, diperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.610-Rp14.575. Laju rupiah yang mulai kembali melemah seiring adanya sejumlah sentimen negatif, diperkirakan berpeluang kembali melanjutkan pelemahannya," kata Reza.

Selain itu, masih adanya sentimen dari perang dagang AS dan Tiongkok serta antisipasi gagalnya titik temu kesepakatan dagang antara keduanya dalam pertemuan G-20 Summit, membuat laju dolar AS masih bertahan.

"Diharapkan sentimen dari dalam negeri bisa kembali positif, untuk menahan pelemahan rupiah. Tetap mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat rupiah kembali melemah," ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya