Faisal Basri: Impor Naik Luar Biasa karena Kelakuan Mendag Enggar

Ekonom Senior Faisal Basri
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Andika Wahyu

VIVA – Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri mengungkapkan, lonjakan impor yang terus terjadi secara besar-besaran beberapa waktu terakhir, pada dasarnya tercipta akibat kebijakan-kebijakan pemerintah sendiri.

BPS Ungkap Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Neraca Perdagangan RI

Dia menegaskan, hal itu terutama disebabkan atas kebijakan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang sering menerbitkan izin kemudahan impor. Salah satunya impor ban yang tidak lagi memerlukan rekomendasi dari Kememterian Perindustrian.

"Contohnya banyak orang enggak sadar impor kita naik luar biasa karena kelakuan Enggar, Mendag, yang mengumbar lisensi. Sekarang impor ban itu tidak perlu rekomendasi dari Kemenperin. Yang kena perbankan kasih pinjaman industri dalam negeri yang enggak bisa saing sama impor dari ban China," kata dia di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis 22 November 2018.

Neraca Perdagangan RI Februari 2022 Surplus US$3,83 Miliar

Aturan yang di maksud Faisal tersebut adalah Permendag Nomor 06 tahun 2018 tentang perubahan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 77 tahun 2016 tentang Ketentuan Impor Ban. 

Dalam beleid tersebut dijelaskan penggantian aturan, yakni ketentuan pengecekan dari Kementerian Perindustrian dihapus dan izin impor hanya langsung lewat Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan.

BI: Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal IV 2021 Defisit US$844 juta

"Selesaikan yang bisa diselesaikan pemerintah sekarang juga. Itu praktekan Menteri Perdagangannya jangan bikin permen yang aneh-aneh itu. Yang jelas bisa dilakukan, takut presiden sama Mendag?" tuturnya.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2018 kembali mengalami defisit US$1,82 miliar. Hal itu disumbang oleh kinerja ekspor US$15,8 miliar dan impor US$17,61 miliar. 

Impor pada periode tersebut mengalami lonjakan sebesar 20,60 persen di banding posisi September 2018. Sementara di banding Oktober 2017 meningkat sebesar 23,66 persen. Impor meningkat baik untuk migas dan non migas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya