Kementan Ubah Rawa Jadi Lahan Pertanian, Perbankan Siap Biayai

Lahan pertanian
Sumber :
  • wordpress.com

VIVA – Industri perbankan menyambut positif program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi), yang diperkenalkan Kementerian Pertanian untuk memanfaatkan potensi lahan rawa sebagai area produksi di beberapa wilayah. Nantinya program ini akan dijalankan dengan mekanisasi pertanian dan dijalankan dengan koperasi yang dikorporasikan. 

Mahfud: Petani Makin Sedikit, Subsidi Pupuk Setiap Tahun Kok Naik?

Kepala Divisi Bisnis Usaha Kecil 2 BNI, Bambang Setyatmojo mengatakan, langkah ini dinilai terobosan baru untuk meningkatkan produktifitas pertanian dengan mengoptimalkan lahan rawa. Dan yang lebih bagus lagi tambahnya, luasannya yang luar biasa menjadikannya ideal untuk melakukan korporatisasi. 

"Ada penguatan kelembagaan petani, kemudian petani nanti produksinya bukan hanya gabah tapi juga beras. Ini akan luar biasa untuk meningkatkan kesejahteraan petani, Produktifitasnya naik dan kesejahteraan petani pasti naik," ujar Bambang dikutip dari keterangan resminya, Kamis 22 November 2018.

Hari Tani Nasional: Petani Harus Dijamin Untung, Ini Harapannya

Ia menceritakan, BNI saat ini sudah mengerjakan program pembiayaan dengan sekitar 60 ribu petani. Sementara untuk tahap awal program akan dibantu pemerintah, mulai dari lahan, alat pertanian, benih, hingga pupuk. Dengan demikian beban terhadap perbankan akan lebih kecil.

"Jadi kami stand by saja. Kami akan bantu dengan pembiayaan. Termasuk juga untuk biaya hidup, dalam 4 bulan menunggu panen misalnya petani butuh biaya untuk kebutuhan hidup, kami bantu pembiayaan”, tambah Bambang.

Fenomena El Nino, Stok Pangan di Jabar Masih Aman

Ia membayangkan, kalau 5 ribu hektare lahan dengan korporatisasi yang lahannya sudah terkonsolidasi saat ini, hasilnya akan sangat menjanjikan.

Senior Vice Presiden Bank Mandiri, Tonggo Marbun memberi komentar senada. Menurutnya dengan program ini banyak tujuan bisa dicapai. Pertama mencetak lahan sawah baru.

Kedua meningkatkan produktifitas sawah yang tadinya satu kali panen menjadi  dua kali panen. Ketiga semakin mendekatkan Indonesia pada swasembada pangan.

“Ide briliannya mengkorporasikan koperasi. Dengan korporasi kita yakin pengelolaannya pasti profesional. Jadi dari aspek kelembagaan akan menjadi profesional, seperti halnya mengelola perusahaan”, kata Tonggo.

Hanya saja ia mengingatkan, titik kritis dari sebuah kegiatan korporasi adalah pada sumber daya manusia (SDM) nya. Karena itu hal ini harus menjadi sorotan semua pihak.

"Jadi memang harus ada SDM yang bisa melakukan pengelolaan keuangan yang baik kaitannya dengan pembiayaan perbankan," ungkapnya.

Dia pun optimistis terhadap program Serasi bisa berjalan, karena pemerintah pusat memberikan dukungan penuh. Selain berbagai alat berat serta alat mesin pertanian hingga benih dan pupuk, juga akan ada pendampingan dari ahlinya. Dari akademisi, pakar-pakar yang mengerti pengedalian hama. 

“Tapi dari sisi investasi pertama sudah dari pemerintah ini harusnya visibel. Jadi paling kebutuhan pembiayaan modal kerja untuk berikutnya," ujarnya menambahkan.

Sebagai langkah awal, program ini akan diimplementasikan di 6 provinsi yang memiliki optimalisasi lahan seluas 400 ribu hektare. Keenam provinsi ini adalah Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Jambi, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Tengah.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman optimistis, program ini akan berdampak baik kepada semua pihak. Karena pengelolaannya dikerjakan oleh orang-orang profesional seperti purnabhakti pejabat Kementan maupun dari instansi lain.

Selain itu program yang menyasar optmalisasi potensi lahan rawa seluas 15 juta hektare lebih ini, juga akan dikerjakan bersama lintas sektoral dan bersinergi dengan pemangku kepentingan. Seperti Kementerian BUMN, Kementerian PUPR, dan Lembaga Keuangan.

Sebagai informasi, optimasi lahan di Jambi mencapai 10 ribu hektare, sedangkan di Lampung mencapai 20 ribu hektare, dan Sulsel 20 ribu hektare. Adapun di wilayah Kalteng mencapai 50 ribu hektare dengan potensi keseluruhan berikut Sumatera Selatan 450 ribu hektare, dan Kalimantan Selatan 450 ribu hektare. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya