Cerita Lucu Amien Sunaryadi 4 Tahun Pimpin SKK Migas

Mantan Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi
Sumber :
  • VIVA/Fikri Halim

VIVA – Mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas, Amien Sunaryadi, membeberkan kesan selama empat tahun memimpin lembaga tersebut.

SKK Migas: Komersialisasi Migas Harus Prioritaskan Kebutuhan Dalam Negeri

Ia mengaku banyak memiliki kesan lucu, mulai dari tidak mengerti sektor migas sampai akhirnya dia bisa paham betul industri migas saat ini. 

Amien, yang pernah menjabat sebagai wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ditunjuk sebagai kepala SKK Migas oleh Presiden melalui usulan menteri ESDM saat itu, Sudirman Said. Amien sempat mengaku terang-terangan tidak mengerti industri migas. 

Dukung Produksi, 15 Proyek Migas Siap Beroperasi di 2024

"Sebelum ditunjuk, saya katakan, pak menteri jangan saya. Saya enggak mengerti migas. Beliau menjawab, enggak apa, kita sama-sama enggak ngerti. Maka jadilah SKK Migas dipimpin oleh yang enggak mengerti migas," ujar Amien berkelekar di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin 3 Desember 2018.

Namun yang lebih lucu lagi, lanjut Amien, dirinya mengetahui pada 2015 bahwa industri migas Indonesia tidak memiliki data-data tentang kegiatan eksplorasi migas, dan data alokasi eksplorasi dari APBN sejak orde lama, orde baru hingga reformasi. 

Target Investasi Hulu Migas 2023 Tak Capai Target, Kepala SKK Migas Ungkap Kendalanya

"Untung pak menteri pandai, untuk KKKS (kontraktor migas) expired diatur-lah dapat komitmen eksplorasi. Jadi, nanti bagian Pak Tjip (Dwi Soetjipto) bagian yang serius itu. Yang lucu sudah lewat. Jadi, bagaimana menggunakan database of survey, dan dana US$2 miliar," ujarnya. 

Defisit migas  

Amien melanjutkan cerita lucu lainnya, yakni terkait defisit migas. Diceritakannya, minggu lalu, Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik hingga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyebut defisit necara pembayaran yang disumbang oleh sektor migas, merupakan terbesar sepanjang sejarah. 

"Saya pikir selesai, ternyata beberapa minggu lalu ada yang lucu lagi. Defisitnya paling besar dari migas, bahkan dikatakan ini terbesar sepanjang sejarah. Bapak salah, karena tahun depan akan besar lagi, tahun depannya lebih besar lagi," kata Amien. 

Ia pun mengatakan, pihaknya sudah berusaha meningkatkan produksi dan lifting minyak, di mana maksimal kenaikan lifting minyak itu hanya di level 300 ribu barel per hari. 

"Itu bukan yang dibutuhkan Indonesia, Indonesia butuh 1,5 juta barel per hari," kata dia. 

Ia juga mengungkapkan, permasalahan yang ada sejak dulu adalah tidak ada satu pun perusahaan di Indonesia yang pernah menemukan cadangan raksasa. 

"Jadim kalau saya boleh diizinkan berpesan, pesan saya, Indonesia butuh penemuan besar. Pertamina atau yang lainnya tidak pernah penemuan besar. Tapi sekarang, Pertamina dan perusahaan lain terikat kontrak dengan SKK Migas untuk penggunaan eksplorasi dengan nilai US$2 miliar," kata dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya