Sumut, Bali, Kaltim, dan Sulut Jadi Proyek Rumah di 2019

Ilustrasi pameran properti.
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVA – PT Bank Mandiri Tbk, memperkirakan besarnya backlog atau kekurangan ketersediaan rumah di Indonesia yang masih besar beberapa tahun ke belakang, bisa menjadi peluang semakin terdorongnya pasar properti di 2019.

Beli Properti Bisa untuk Rumah Tinggal Sekaligus Investasi Jangka Panjang

Backlog terakhir yang di data Bank Mandiri adalah sebesar 13,7 juta rumah pada 2017.

Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro menyebutkan, backlog terbesar berdasarkan provinsinya di antaranya Sumatera Utara 371,8 ribu rumah tangga, Bali 331,5 ribu, Kalimatan Timur 276,8 ribu, dan Sulawesi Utara 146,1 ribu.

Makin Sulit Dapat Hunian yang Layak di Jakarta, Ini Sebabnya

"Sektor perumahan rakyat, potensinya akan selalu besar penjualan, karena masih tinggi backlog. Ada beberapa kota besar bakclog seperti Kaltim (Kalimantan Timur), Sumut (Sumatera Utara), Sulut (Sulawesi Utara), dan Bali,” ujarnya.

Adapun dari sisi skema pembelian rumah yang masih akan mendominsi di 2019, dikatakannya, adalah skema kredit perumahan rakyat (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA).

Ratusan Agen Hadir Siap Sukseskan Penjualan Properti yang Ada di Indonesia

Kontribusi KPR dan KPA pada 2018, menurut Andry, mencapai 51 persen. Sedangkan kredit konstruksi mencapai 32 persen, dan kredit  real estate mencapai 17 persen.

"KPR jadi masih perbincangan untuk pembelian rumah, sehingga ke depan masih menarik buat perbankan," tegas dia.

Namun begitu, dia mengaku bahwa industri properti akan tetap memiliki tantangan berat ke depannya, terutama akibat besarnya potensi kenaikan KPR dari industri perbankan yang dikatakannya akan mulai naik, meski tidak mencapai dobel digit.

"Tantangannya ke depan, kenaikan suku bunga KPR 2019 ini. Rate-nya kalau biasanya tidak seagresif suku bunga BI, jadi di bawah itu. Kenaikannya enggak sebesar itu, enggak sampai dobel digit, masih bisa dijaga," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya