- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA – Ekonom Bank Danamon, Wisnu Wardana memastikan, harga bahan bakar minyak pada 2019, dipastikan bakal. Hal itu, disebabkan proyeksi harga minyak mentah dunia yang akan kembali ke posisi US$70 per barel pada tahun tersebut.
Dia menyebutkan, siapapun Presiden yang terpilih pada Pemilihan Umum 2019, yang akan di gelar di April, pasti akan menaikkan harga BBM tersebut. Namun, hanya waktu kenaikan yang membedakan.
"BBM akan dinaikkan di 2019. Kalau teman-teman nanya kapa,n ya tergantung hasil Pemilu. Kalau yang menang yang sekarang (Presiden Joko Widodo), pasti langsung naikkan. Tetapi, kalau yang satunya (Prabowo Subianto), maka nunggu inagurasi bulan Oktober," kata dia di Menara Bank Danamon, Jakarta, Kamis 6 November 2018.
Dia pun memperkirakan, kenaikan BBM akan sebesar Rp500. Hal itu berdasarkan harga minyak dunia yang diperkirakan bakal sebesar US$70 per barel, serta nilai tukar rata-rata rupiah pada 2019, yang sebesar Rp14.700 per dolar AS.
"Dengan begitu, gapnya masih besar. Kalau minyak turun ke US$50, akan masih ada gap Rp1.500, maka ada dulu saja kenaikan Rp500 itu impact inflation-nya 0,7 persen," paparnya.
Karena itu, di memperkirakan, inflasi keseluruhan pada 2019, akan mencapai 4,3 persen dari yang keseluruhan tahun ini akan di kisaran 3,7 persen. Sementara itu, untuk pertumbuhan ekonomi diperkirakannya pada 2019, akan bertengger di 5,18 persen dan di keseluruhan 2018, akan sebesar 5,14 persen.
"Tahun ini 5,14 persen, tahun depan 5,18 persen. Bansos pemerintah akan naik tahun ini Rp80 triliun, tahun depan Rp104 triliun itu akan banyak yang dapat akan spending ke sektor-sektor defensif seperti makanan, pakaian, dan kesehatan," ungkap dia.
Daftar Harga BBM Non Subsidi Pertamina Seluruh Indonesia H-1 Lebaran 2024
PT Pertamina (Persero) beberapa waktu lalu mengumumkan, bahwa harga BBM non subsidi tidak mengalami perubahan pada awal April 2024. Keputusan ini diambil dengan mempertim
