Bos BTN Sebut Startup Harus Dirangkul Perbankan

Digital Startup Connect 2018
Sumber :
  • Dokumentasi BTN.

VIVA – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menggandeng empat startup untuk menggenjot bisnis melalui layanan digital yang diberikan kepada nasabah dan mitra perusahaan. Empat startup itu yakni KYCK, ManPro, Gradana, dan Buildeco.

Revisi UU ITE Disahkan, Privy Siap Amankan Transaksi Keuangan Digital

"Kalau untuk akuisisi masih perlu kajian lebih lanjut," ujar Direktur Utama BTN, Maryono, di acara Digital Startup Connect 2018, seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat 7 Desember 2018.

Dia mengungkapkan, kolaborasi dengan KYKC akan mempermudah nasabah BTN mengisi data dalam pembukaan rekening tabungan. Dengan penggunaan teknologi optical character recognation (OCR) pembukaan rekening tabungan hanya memerlukan foto kartu tanda pengenal. 

Inovasi untuk Menciptakan Produk yang Sesuai Kebutuhan

Lalu, dengan Manpro, BTN bekerja sama dalam penggunaan aplikasi monitoring pembangunan proyek perumahan agar sesuai dengan rencana anggaran biayanya. Sementara itu, dengan Gradana, BTN bekerja sama dalam KPR auto approval untuk pasar properti. Gradana akan membantu debitur dalam pencicilan uang muka KPR. 

"BTN dan Gradana bekerja sama dalam pembelian properti. BTN memberikan pencairan berdasarkan analisis kredit dan Gradana memberikan pencairan sejumlah uang muka kepada debitur," tuturnya.

Kiat Bijak Memilih Layanan Pinjaman Fintech: Produktif atau Konsumtif?

Selanjutnya dengan Buildeco, lanjut Maryono, BTN akan bekerja sama dalam portal perdagangan elektronik untuk pembelian bahan bangunan bagi mitra perseroan. Khususnya, untuk mendukung program sejuta rumah, program konstruksi, dan program infrastruktur lainnya. 

“Dengan jumlah pengguna internet yang terus meningkat di Indonesia, perkembangan startup  semakin pesat, terutama e-commerce dan financial technology. Karena itu perbankan harus memanfaatkan mereka sebagai peluang bisnis sekaligus mitra untuk meningkatkan layanan digital perbankan,” katanya.

Menurut Maryono, BTN akan melakukan sejumlah strategi untuk memanfaatkan perkembangan ekosistem digital di Indonesia. Strategi pertama, Maryono menjelaskan, adalah bermitra dengan Plug n Play Indonesia dalam mencari perusahaan-perusahaan startup yang akan dijadikan sebagai mitra strategis.

“Disrupsi ekonomi tidak dapat dihindari, selain mengoptimalkan perputaran dana dari para unicorn di ekosistem digital, perbankan pun harus fleksibel membuka peluang kerja sama dengan startup dan fintech untuk meningkatkan service excellence layanan perbankan," ujar Maryono.

Strategi kedua adalah penguatan e-channel, BTN akan fokus meningkatkan kolaborasi dengan e-commerce dan fintech. Salah satunya dengan menjadi e-commerce acquirer, mengingat transaksi model tersebut di Indonesia tumbuh sangat pesat.

Maryono menuturkan, e-commerce diramal akan terus mendominasi perkembangan startup di Indonesia bersama dengan fintech. Berdasarkan riset Google dan Temasek Holding, ekonomi digital e-commerce di Indonesia bisa menyentuh angka US$53 miliar pada 2025. 

Sementara itu, fintech juga terus membukukan nilai pinjaman yang terus meningkat. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), akumulasi jumlah pinjaman sejak 2016 hingga Juli 2018 tercatat sebesar Rp9,21 triliun atau meningkat 259,36 persen year to date.

Menurut Maryono, kebutuhan dana dan kredit pun akan terus meningkat, karena itu bank harus cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital guna bersaing dengan maraknya peminat fintech. BTN pun akan membuat aplikasi bergerak atau mobile apps untuk agen laku pandai dan digital on boarding untuk aplikasi kredit maupun pembukaan rekening.

Startup harus dirangkul perbankan, karena menguntungkan perbankan dan yang terpenting mempermudah masyarakat menikmati akses layanan perbankan yang mereka butuhkan,” katanya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya