Bill Gates Bukti Jadi Orang Kaya Tak Perlu Sarjana

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro menekankan, kreativitas sangat diperlukan dalam perkembangan industri teknologi informasi saat ini. 

Jadwal 'Kiamat' Tak Bisa Ditunda, Sosok Penting Ini Menyerah

Menurut Bambang, kreativitas dalam pengembangan produk lebih diutamakan, ketimbang gelar di era revolusi industri 4.0 ini. Sehingga, sambung dia, banyak sekali pemilik sampai dengan pimpinan perusahaan IT yang tidak memiliki gelar. 

"Yang paling jelas, kan Bill Gates. Dia itu kalah sama bapak ibu di sini (dari sisi pendidikan). Dia enggak punya sarjana, tetapi dia orang terkaya di dunia," kata Bambang kepada akademisi yang hadir dalam seminar 'Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional' di kantornya, Kamis 13 Desember 2018. 

Pendiri ChatGPT Sam Altman Masuk Daftar Orang Terkaya di Dunia, Bill Gates Terlempar

Meski begitu, Bambang menekankan, bukan berarti juga tidak menyelesaikan sarjana akan langsung membuat orang menjadi kaya. Ia pun mengemukakan, yang paling penting saat ini adalah bagaimana memupuk kreativitas. 

"Message-nya bukan, janganlah selesaikan sarjana supaya bisa jadi orang terkaya di dunia. Bukan itu message-nya ,tetapi kreativitas itu yang harus terus dipupuk," kata mantan Menteri Keuangan itu. 

4 Tips Sukses dari Bill Gates dan Daniel Lubetzky untuk Para Pejuang

Untuk itu, Bambang menyampaikan, fokus pemerintah di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) saat ini adalah mendorong peningkatan keahlian seperti bidang teknik yang diiringi dengan kreativitas. Hal ini, menurutnya, sangat dibutuhkan di era revolusi industri 4.0. 

"Untuk mendorong industri benar-benar bisa menjaga daya saing, pendidikan juga harus diperbaiki. Tidak harus semuanya S1 atau insinyur, bagaimanapun di pabrik ini, meskipun nantinya ada automatisasi tetap dibutuhkan orang orang dengan skill tertentu," katanya. 

Kemampuan SDM Indonesia yang mumpuni, diharapkan lahir dari pendidikan vokasi yang saat ini tengah digencarkan pemerintah.

"Pendidikan vokasi apakah dari sekolah formal atau BLK (Balai Latihan Kerja). Di sini, yang menurut saya masih ketinggalan," tuturnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya