PUPR Sebut Banyak Negara Mau Terapkan Program Sejuta Rumah

ilustrasi rumah subsidi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Risky Andrianto

VIVA – Program sejuta rumah yang dicanangkan Presiden Joko Widodo sejak 2015 lalu diklaim telah berhasil dicapai pada akhir 2018. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mencatat, per 10 November 2018, program tersebut telah mencapai 1.091.255 rumah.

Kata Menteri Basuki soal Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran

Sebagai Informasi, sejak 2015-2017, program sejuta rumah tidak pernah mencapai target. Di 2015, realisasi pembangunan rumah yang berhasil mencapai 699.77 ribu rumah, sementara di 2016 sebanyak 806.16 ribu rumah dan di 2017 sebanyak 904.75 ribu rumah.

"Alhamdulillah sesuai janji kami semua. Bahwa tahun ini kita tembus sejuta rumah, di pertengahan November sebetulnya sudah tembus," kata Direktur Jenderal Penyedia Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid, saat ditemui di Jakarta, 13 Desember 2018.

Bos BTN Tegaskan Kolaborasi dengan REI Bukan Sekadar Bisnis Semata

"Ini program yang gerakannya seluruh program stakeholder bersama-sama membangun perumahan atau menyelesaikan masalah backlog kepemilikan hunian dan peningkatan kualitas rumah," tambah dia.

Selain keberhasilan itu, dia juga menambahkan, program tersebut bahkan banyak ingin diadopsi sejumlah negara, seperti Aljazair, NNegara-negara Afrika lainnya, hingga negara-negara di Amerika Latin. Keinginan itu disampaikan perwakilan negara-negara tersebut pada pertemuan pengembang rumah sedunia di Bali, awal bulan ini.

JICA, BCA dan Citi Suntik BTN Rp1,4 T untuk Program Satu Juta Rumah

"Kemarin, negara Aljazair, Amerika Latin, Afrika, mereka-mereka yang tertarik adopsi program ini, presidennya sendiri apresiasi. Kami coba promosikan ke negara-negara lain," ungkapnya.

Dia menyebutkan, keinginan tersebut disampaikan perwakilan-perwakilan negara itu lantaran program sejuta rumah Indonesia dianggap berhasil untuk melibatkan pihak swasta. Sebab, pembangunan di negara-negara itu seluruhnya dikerjakan oleh pemerintahannya sendiri hingga anggarannya.

"Konsep yang gotong royong ini yang mereka tertarik, karena secara rata-rata mereka jadi beban negara," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya