Sektor Pertanian Bisa Jadi Investasi Masa Depan, Ini Penjelasannya

Foto areal lahan pertanian irigasi produktif di Gegutu, kelurahan Rembiga, Mataram, NTB
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

VIVA – Sektor usaha pertanian dinilai sangat menjanjikan di masa depan. Terlebih lagi, sektor tersebut menjadi salah satu bidan usaha yang menjadi fokus dari revolusi industri 4.0. 

Rektor IPDN Mendorong Kesiapan Hadapi Revolusi Industri

Di era tersebut, pengembangan sektor pertanian tidak hanya terjadi pada peningkatan sumber daya manusia yang dimiliki, tapi juga teknologi pendukung bidang usaha tersebut. Hal itu membuat industri pertanian investasi yang menjanjikan.

Dalam dialog yang digelar Pemuda Tani Indonesia di UIN Jakarta pada pekan ini, generasi milenial dikenalkan potensi industri pertanian di masa depan. Minat generasi muda pun penting untuk ditanamkan, agar industri ini bisa menjadi penopang perekonomian nasional.  

'Smart Mining' di Industri Pertambangan

Sekretaris Program Studi Agribisnis UIN Jakarta, Iwan Aminudin mengatakan, kunci sukses di industri ini adalah menanamkan komitmen bahwa pertanian adalah suatu bentuk wirausaha yang menguntungkan. Dengan demikian, pengembangannya tidak setengah hati. 

"Pertanian harus jadi tujuan dalam berwirausaha, jangan lagi menjadi sebatas alternatif," ujar Iwan dikutip Sabtu 15 Desember dari keterangan resminya. 

Dunia Terus Berubah, Inovasi Tak Bisa Ditawar-tawar

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Agus Salim menambahkan, dalam perkembangannya, revolusi industri 4.0 yang berbasis internet of think sangat bisa diterapkan di bidang pertanian. Bahkan, sudah banyak negara di dunia yang sukses dalam industri pertanian dengan mengimplementasikan teknologi masa depan. 

“Saya pernah ke Korea dan melihat bagaimana majunya pertanian di sana dengan teknologi yang maju. Petani mengelola lahan yang sangat luas secara efisien karena ditunjang teknologi tersebut, seperti kontrol lahan, pengairan, pemupukan menggunakan teknologi yang maju. Kita juga bisa seperti itu, kita bisa menjadi pelopor petani modern," tambahnya. 

Sementara itu, Akademisi Agribisnis UIN Dewi Rahmawati mengungkapkan, tantangan yang dihadapi dalam menumbuhkan wirausahawan baru bidang pertanian ini adalah masalah pola pikir. Khususnya, bagaimana seharusnya pemuda dari desa yang belajar di kota kembali ke desa untuk membangun, bukan bertahan di kota dan menjadi pekerja.

“Yang kuliah di sini (UIN) adalah investasi masa depan, bisa memberikan dampak dalam membangun desa dengan teknologi terbarukan dan lebih modern di desa-desanya," ungkapnya. 

"Jangan sampai mahasiswa agribisnis yang sudah lulus masih bertahan di kota dan menjadi pekerja, padahal sebenarnya dia adalah investasi dalam membangun desanya." (mus) 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya