Impor Minuman Beralkohol Naik Drastis pada November 2018

Ilustrasi aneka minuman beralkohol
Sumber :
  • VIVA.co.id/Putri Firdaus

VIVA – Badan Pusat Statistik mencatat, nilai impor Indonesia hingga November mencapai US$16,88 miliar, yang disumbang oleh sektor migas dan non migas. Untuk non migas, peningkatan impor terbesar terjadi untuk kategori minuman hingga sayuran. 

Bea Cukai Beri Izin Pembebasan Bea Masuk Impor Alat Kesehatan

Jika diuraikan, impor minuman (HS 22) tercatat meningkat sebesar US$75,3 juta, besi dan baja (HS 72) meningkat US$64,7 juta, sayuran (HS 07) meningkat US$57 juta. 

Selain itu, peningkatan terbesar disusul oleh berbagai produk kimia (HS 38), dengan nilai US$56,9 juta dan perhiasan atau permata (HS 71) sebesar US$48,5 juta.

Intip Sederet Ketentuan Barang Kiriman Pekerja Mingran, Tak Lagi Diatur Permendag

"Peningkatan terbesar itu minuman US$75,3 juta," ujar Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Senin 17 Desember 2018.

Berdasarkan data BPS yang dikutip VIVA, peningkatan impor minuman itu disumbang oleh alkohol murni dengan kekuatan alkohol terhadap volume tidak melebihi 99 persen. Impor barang ini meningkat drastis dari Oktober sebesar US$1.025 menjadi US$77,57 juta pada November atau meningkat 6,4 juta persen. 

Seribu Ton Beras Impor Masuk Pulau Sumbawa, Anggota DPR: Mencekik Petani

Kedua, impor sparkling mineral water meningkat dari Oktober sebesar US$300 ribu menjadi US$1 juta di November atau 254 persen. Ketiga, Wine dari US$303 ribu di Oktober menjadi US$540 ribu pada November atau meningkat 78,07 persen. 

Suhariyanto pun menguraikan, untuk penurunan impor terbesar jelang akhir tahun ini terjadi untuk lima jenis barang. Diantaranya mesin-mesin dan pesawat mekanik (HS 84) turun US$93,8 juta, serealia (HS 10) turun US$104,3 juta, ampas atau sisa industri makanan (HS 23) turun US$130 juta. 

"Penurunan impor terbesar yaitu mesin atau peralatan listrik US$201,1 juta dan bahan bakar mineral US$141,7 juta," tuturnya. 

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia pada November 2018 defisit sebesar US$2,05 miliar. Defisit ekspor impor Indonesia itu utamanya di sektor migas sebesar yang sebesar US$1,46 miliar, sementara non migas juga defisit sebesar US$583 juta. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya