BI Rate Tak Naik, Menko Darmin Nilai Sesuai Kondisi Ekonomi RI 

Menko Perekonomian Darmin Nasution
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Bank Indonesia telah memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate di level 6 persen. Tingkat suku bunga itu dinilai BI masih konsisten dengan langkah memperkuat upaya menekan defisit transaksi berjalan. 

Ekonom Prediksi BI Tahan Suku Bunga Acuan di 6 Persen, Ini Faktornya

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, pun menilai penahanan suku bunga acuan oleh BI itu juga sesuai dengan kondisi ekonomi RI. Sebab, ekonomi Indonesia dari sektor riil hingga transaksi modal dinilai cukup baik. 

"Enggak apa-apa, ekonomi kita sektor riilnya baik. Kemudian transaksi modal juga relatif baik," kata Darmin di kantornya, Jumat 21 Desember 2018.

BI Sebut Perlambatan Ekonomi 2024 Dipengaruhi Negara-negara Eropa dan China

Di sisi lain, Darmin mengatakan, kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, Federal Reserve yang dinaikkan ke level 2,5 persen juga telah sesuai ekspektasi pelaku pasar keuangan RI. 

"Sebenarnya kenaikan bunga di The Fed itu sudah diperkirakan oleh market, kata orang market sudah di-price-in," kata mantan gubernur Bank Indonesia itu. 

The Fed Diproyeksi Pangkas Suku Bunga pada Semester II, Apa Dampaknya ke RI?

Bank Indonesia telah menyebut bahwa tingkat suku bunga acuan di level enam persen masih dalam batas aman untuk menjaga daya tarik aset keuangan domestik. 

"Termasuk, mempertimbangkan kenaikan suku bunga global dalam beberapa bulan ke depan," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo. (art)

Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps). Sehingga, suku bunga BI naik menjadi 6,25 persen.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024