Ada Gejolak di Kuartal IV, Menkeu: Ekonomi RI 2018 Tumbuh 5,15 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengoreksi proyeksi realisasi pertumbuhan ekonomi 2018, menjadi sebesar 5,15 persen dari sebelumnya yang diprediksi mencapai 5,17 persen.

Yuk Simak! Keberlanjutan Pemulihan Ekonomi Nasional 2022

Menurut dia, angka ini masih menunjukkan bahwa momentum pertumbuhan ekonomi RI masih tetap terjaga. 

"Kita perkirakan di akhir 2018 ini, 5,15 persen ini sedikit revisi dari 5,17 persen. Karena, gejolak mulai terasa pada kuartal terakhir," kata Ani, panggilan Sri Mulyani dalam konferensi pers 'APBN Kita' di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu 2 Januari 2019.

Buka Beasiswa LPDP 2022, Menkeu Minta Pengelola Dana Abadi Transparan

Ia menegaskan, kinerja ekonomi Indonesia masih tetap tumbuh terjaga di atas lima persen dan meningkat setiap tahunnya. Realisasi ini juga diakui, masih di bawah asumsi APBN 2018, yang ditetapkan sebesar 5,4 persen. 

Ani berdalih, pertumbuhan ekonomi yang belum mencapai asumsi APBN 2018 ini, lantaran gejolak ketidakpastian global yang meningkat. Khususnya, permintaan ekonomi secara global yang direvisi. 

Sri Mulyani: Subsidi Jadi Belanja APBN Terbesar pada Januari 2022

"Kedua, harga komoditas dan volatilitasnya yang cenderung melemah pada kuartal terakhir," kata dia. 

Ia menerangkan, gejolak global yang terjadi pada 2018, juga disebabkan oleh kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Fed yang menaikkan suku bunga hingga tensi perang dagang AS-China. Hal itu terlihat, pada permintaan ekonomi global yang menurun dan semakin banyaknya arus modal yang masuk ke AS. 

"Capital Flow volatility ini pengaruhnya kepada investasi dan akan muncul di capital market," katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya