2019, Pemerintah Pede Desa di Indonesia 100 Persen Teraliri Listrik

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Andy Noorsaman Sommeng.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat, capaian rasio elektrifikasi sampai akhir tahun 2018, sebesar 98,3 persen. Sedangkan rasio desa berlistrik, pada periode itu mencapai 99,38 persen. 

Akhiri Masa Siaga, PLN Sukses Layani Kelistrikan Nasional Selama Idul Fitri 2024

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Andy Noorsaman Sommeng mengatakan, untuk tahun ini ditargetkan rasio elektrifikasi mencapai 99,9 persen. 

"Diharapkan 2019, desa berlistrik 100 persen. Rasio elektrifikasi 99,9 persen," ujar Sommeng dalam konferensi pers di kantornya, Kamis 10 Januari 2019.

Ribuan SUV Mercedes-Benz Dipaksa ke Bengkel karena Berpotensi Kebakaran

Seiring dengan meningkatnya infrastruktur ketenagalistrikan, Sommeng melanjutkan, konsumsi listrik per kapita juga menunjukkan capaian positif sepanjang 2018. Konsumsi listrik per kapita mencapai 1.064 kwh/kapita dari target sebesar 1.129 kwh/kapita. 

Meski capaiannya lebih kecil dibanding negara tetangga, ia menegaskan, konsumsi Indonesia bukan terendah di Asia. Indonesia lebih kecil dibanding negara tetangga, lantaran masih ada daerah-daerah tertinggal yang harus dikejar pembangunannya. 

Intip Keandalan Pembangkit Listrik EBT PLN Indonesia Power saat Lebaran 2024

"Ya, kalah lah dengan Malaysia, kalah dengan Singapura, tetapi bukan paling kecil.  Malaysia itu memang sudah 4.000 kWh/kapita, Singapura 8.000 kWh per kapita. Kita baru 1.064 kWh per kapita. Tetapi, tahun ini diharapkan bisa 1.200 kWh/kapita," kata dia. 

Untuk wilayah Jakarta sendiri, ia melanjutkan, konsumsi listrik per kapitanya sudah mencapai 3.500 sampai 4.000 kwh per kapita atau hampir menyamai konsumsi Malaysia. 

"Jadi, kalian-kalian ini sudah di negara cukup baik kalau tinggalnya di Jakarta. Tapi kalau saudara-saudara kita di NTT, itu harus kita kejar, supaya jika nantinya kWh per kapitanya tinggi," kata dia. 

Menurut dia, kondisi konsumsi listrik itu memang menunjukkan gerak ekonomi di wilayah tersebut. Ia pun berharap, jika kondisi listrik sudah memadai di daerah, investasi pun akan meningkat. 

"Tentunya, kalau sudah tinggi bagaimana mereka industrinya pada datang investasi di sana. Apakah industri manufaktur, pariwisata, dan itu akan ciptakan lapangan kerja," katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya