Defisit Dagang 2018 RI Terbesar Sejak 1975, Rizal Ramli: Paling Payah

Ekonom sekaligus mantan Menko Ekuin Rizal Ramli (kanan) saat beri keterangan pers beberapa waktu silam.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2018, yang mengalami defisit US$8,57 miliar. Defisit itu menjadi yang terbesar, sejak BPS mencatat neraca perdagangan pada 1975.

Neraca Perdagangan RI Februari 2022 Surplus US$3,83 Miliar

Menanggapi hal ini, Ekonom Senior Rizal Ramli buka suara. Baginya, ini neraca perdagangan paling payah di era Presiden Joko Widodo. 

Rizal mengingatkan Jokowi, bahwa ekonomi itu bukan hanya soal infrastruktur. Ekonomi tak lain menurutnya adalah soal daya beli, lapangan pekerjaan dan neraca keuangan. 

BI: Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal IV 2021 Defisit US$844 juta

"BPS telah mengumumkan, ini defisit perdagangan paling payah. Pak Jokowi, ekonomi itu bukan hanya soal infrastruktur, ekonomi itu juga soal daya beli, pekerjaan, neraca keuangan," kata Rizal Ramli saat diskusi di Jakarta Selatan, Selasa 15 Januari 2019. 

Rizal Ramli juga menuding, defisit neraca perdagangan ini akibat menteri Jokowi yang doyan impor. Alhasil inilah yang terjadi.

Airlangga: Performa Ekspor Membaik, Sinyal Positif Industri Manufaktur

"Soal infrastruktur saya angkat topi, tapi lainnya saya mohon maaf. Menterinya doyan impor, inilah hasilnya," sindir Rizal.
 

Ekspor-Impor

BPS Ungkap Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Neraca Perdagangan RI

Secara keseluruhan, share ekspor maupun impor antara Indonesia dengan Rusia-Ukraina sebenarnya memang tidak terlalu besar.

img_title
VIVA.co.id
15 Maret 2022