Utang Luar Negeri RI Naik US$12 M per November 2018, BI Nilai Aman

Logo Bank Indonesia.
Sumber :
  • VivaNews/ Nur Farida

VIVA – Utang Luar Negeri atau ULN Indonesia hingga akhir November 2018 kembali meningkat. Berdasarkan catatan Bank Indonesia, ULN pada periode itu tercatat sebesar US$372,9 miliar atau meningkat US$12,4 miliar dibanding posisi Oktober 2018 yang sebesar US$360,5 miliar.

Dorong Ekosistem Ekonomi Keuangan Digital, BI Bali Gelar Baligivation Festival 2024

Secara tahunan, ULN pada akhir November 2018 itu tumbuh tujuh persen (year on year/yoy), atau meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 5,3 persen (yoy). Peningkatan pertumbuhan ULN tersebut bersumber baik dari pertumbuhan ULN pemerintah maupun ULN swasta.

"Karena faktor neto transaksi penarikan ULN dan pengaruh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, sehingga utang dalam rupiah yang dimiliki oleh investor asing tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS," seperti dikutip dari keterangan resmi BI, Selasa, 15 Januari 2019.

Utang Luar Negeri RI Februari 2024 Naik Jadi US$407,3 MIliar, Ini Penyebabnya

ULN pemerintah dan bank sentral tercatat sebesar US$183,5 miliar, serta utang swasta termasuk BUMN sebesar US$189,3 miliar. Secara rinci posisi ULN pemerintah pada akhir November 2018 sebesar US$180,5 miliar dolar AS atau tumbuh 4,4 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 3,3 persen (yoy). 

Posisi ULN pemerintah tersebut meningkat US$5,1 miliar dibandingkan dengan posisi pada akhir bulan sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh arus masuk dana investor asing di pasar SBN domestik selama November 2018.

BI Pede Inflasi Indonesia Bakal Terkendali Sesuai Target 2024

Sementara itu, posisi ULN swasta sendiri pada akhir November 2018 tumbuh 10,1 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 7,7 persen (yoy). Posisi ULN swasta pada akhir November 2018 tersebut bertambah US$7,1 miliar dari posisi pada akhir bulan sebelumnya, terutama didorong oleh neto pembelian surat utang korporasi oleh investor asing. 

ULN swasta tersebut sebagian besar dimiliki oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 73,9 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pangsa pada bulan sebelumnya sebesar 72,9 persen.

Meski begitu, BI menilai, struktur ULN Indonesia tetap sehat. Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir November 2018 yang tetap stabil di kisaran 34 persen. 

"Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers. Di samping itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 84,8 persen dari total ULN," tulis BI.

Bank Indonesia dan Pemerintah menyatakan terus berkoordinasi untuk memantau perkembangan ULN dan mengoptimalkan perannya dalam mendukung pembiayaan pembangunan, tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya