Asosiasi Harap Presiden Terpilih Bisa Selamatkan Industri Ritel

Waketum Aprindo Tutum Ruhanta.
Sumber :
  • VIVA/Reza Fajri

VIVA – Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, Tutum Rahanta menegaskan, siapapun presiden yang akan terpilih pada Pilpres April 2019 mendatang, harus memiliki komitmen untuk memperjuangkan kepentingan para pelaku usaha di industri hilir termasuk sektor ritel.

Misi Pemerintah Lewat Transformasi Digital Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2% di 2024

Sebab Tutum mengungkapkan, banyaknya pemain besar yang terpaksa harus gulung tikar seperti misalnya Hero, Giant dan lain sebagainya. Salah satunya, disebabkan karena aturan yang kurang berpihak dan mengakomodir kepentingan para pelaku usaha di industri hilir tersebut.

"Kami sebagai pelaku usaha hilir memiliki catatan sejak 2016 sampai beberapa minggu terakhir, perihal banyaknya gerai usaha ritel yang tutup. Apakah ada kaitannya dengan kebijakan? Sangat ada," kata Tutum dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu 16 Januari 2019.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Salah satu contoh regulasi yang dibutuhkan para pengusaha ritel saat ini, misalnya adalah keharusan bahwa produk-produk yang dijual di pasar dalam negeri memiliki izin resmi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM.

"Karena hal ini salah satu faktor yang membahayakan industri hilir, termasuk ritel," kata Tutum.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

Tutum pun menegaskan, apabila presiden terpilih nanti masih belum mampu merancang regulasi yang melindungi industri hilir dan para pengusaha ritel di dalam negeri. Maka hal itu berisiko akan membunuh sejumlah industri tertentu di tanah air.

Karenanya lanjut Tutum, siapapun presiden yang akan terpilih nanti, ke depannya mereka akan mampu memberikan keunggulan dari aspek regulasi bagi para pengusaha di indistri hilir, termasuk para pengusaha di sektor ritel.

"Karena sebelumnya banyak sekali produk-produk impor yang membanjiri kita. Apalagi saat China enggak bisa ekspor ke AS (akibat trade war), kemudian dia melihat pasar kita cukup besar. Jadi siapapun yang terpilih, maka semua ini harus diatur secara baik," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya