Awal 2019, BI Tahan Lagi Suku Bunga Acuan 6 Persen

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

VIVA – Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Januari 2019 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar enam persen. Begitu juga untuk suku bunga Deposit Facility yang dipertahankan sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.

Ekonom Prediksi BI Tahan Suku Bunga Acuan di 6 Persen, Ini Faktornya

Hal itu disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, saat konferensi pers hasil RDG yang dilakukan pada 16-17 Januari 2019, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis 17 Januari 2019.

Menurut Perry, keputusan itu masih konsisten dengan upaya menurunkan defisit transaksi berjalan ke dalam batas yang aman dan mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik. 

BI Sebut Perlambatan Ekonomi 2024 Dipengaruhi Negara-negara Eropa dan China

BI menargetkan transaksi berjalan pada 2019 bisa berada di kisaran 2,5 persen setelah pada 2018 diperkirakan berada di posisi tiga persen ke atas dari produk domestik bruto (PDB)

"Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah guna memperkuat ketahanan sektor eksternal, termasuk pengendalian defisit transaksi berjalan pada 2019 menuju kisaran 2,5 persen dari PDB (produk domestik bruto)," katanya.

The Fed Diproyeksi Pangkas Suku Bunga pada Semester II, Apa Dampaknya ke RI?

Perry pun menambahkan, untuk memperkuat itu, Bank Indonesia terus menempuh strategi operasi moneter untuk menjaga kecukupan likuiditas baik di pasar rupiah maupun valas, sehingga dapat mendukung stabilitas moneter dan sistem keuangan.

Meski begitu, dia menegaskan, stabilitas sistem keuangan saat ini tetap terjaga disertai fungsi intermediasi yang tetap baik dan risiko kredit yang terkendali. 

Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan dikatakannya tetap tinggi mencapai 23,3 persen dan rasio likuiditas (AL/DPK) masih aman yakni sebesar 20,1 persen pada November 2018. 

Selain itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah yaitu sebesar 2,7 persen (gross) atau 1,2 persen. Dari fungsi intermediasi perbankan, pertumbuhan kredit pada November 2018 tercatat sebesar 12,1 persen year on year (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 13,3 persen (yoy).

"Bank Indonesia akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan dan memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas ekonomi dan memperkuat ketahanan eksternal, termasuk mengendalikan defisit transaksi berjalan turun menuju kisaran 2,5 persen PDB pada 2019," tuturnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya