BI Rate Tetap, Menko Darmin: Situasinya Sudah Jauh Lebih Tenang

Darmin Nasution
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai, keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate di awal 2019 sebesar enam persen merupakan langkah yang wajar.

Bank Indonesia Proyeksi Dolar AS Bakal Anjlok di Semester II-2024

Menurutnya, saat ini gejolak perekonomian global telah mengarah kepada kondisi yang lebih stabil dibanding kondisi 2018 yang penuh dengan tekanan, seperti agresivitas kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat, Fed Fund Rate (FFR), yang naik sebanyak empat kali.

"Lah ya, orang Amerika juga enggak bergerak (FFR), kenapa jadi pusing. Situasinya itu sudah jauh lebih tenang," kata Darmin saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis malam, 17 Januari 2019.

Rupiah Menguat Pagi Ini, tapi Berpotensi Balik Melemah

Dia membuktikan, arah kenaikan FFR yang pada tahun ini diperkirakan hanya akan naik dua kali, atau bahkan tidak sama sekali, telah membuat aliran modal ke negara-negara pasar berkembang (emerging market) seperti Indonesia semakin besar.

Berdasarkan catatan BI, aliran modal yang masuk ke Indonesia, pada Desember 2018 sebesar US$1,9 miliar, dan terus berlanjut pada Januari 2019. Itu membuat posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2018 naik menjadi sebesar US$120,7 miliar, atau setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. 

Rupiah Dibuka Stagnan di Rp 15.810 per Dolar AS

Karena itu, lanjut Darmin, nilai tukar rupiah saat ini mampu stabil di kisaran Rp14 ribu per dolar AS. Selaras dengan catatan BI bahwa rupiah pada Desember 2018 secara rata-rata menguat sebesar 1,16 persen, dipengaruhi aliran masuk modal asing akibat perekonomian domestik yang kondusif dan imbal hasil domestik yang tetap menarik. Serta ketidakpastian pasar keuangan global yang sedikit mereda. 

"Capital inflow kan jalan. Gampang indikatornya, kalau kalian enggak bisa lihat angkanya seperti apa, paling enggak kursnya itu tidak melemah parahnya, sehingga kita sudah mulai bisa menyusun kebijakan-kebijakan yang perlu dilakukan untuk ekspor," tegas dia.

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Januari 2019 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar enam persen. Begitu juga untuk suku bunga Deposit Facility yang dipertahankan sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.

Hal itu disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, saat konferensi pers hasil RDG yang dilakukan pada 16-17 Januari 2019, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis 17 Januari 2019. Keputusan itu pun masih konsisten dengan upaya menurunkan defisit transaksi berjalan ke dalam batas yang aman dan mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya