Lahan Tebu Makin Sempit, Revitalisasi Industri Gula Terhambat

Petani tebu.
Sumber :
  • ANTARA/Arief Priyono

VIVA – Upaya revitalisasi pabrik gula tua yang digalakkan pemerintah dinilai tak efektif menahan laju impor. Kondisi tersebut semakin diperburuk produksi tebu yang turun karena revitalisasi tak diimbangi luas lahan tebu.

Seribu Ton Beras Impor Masuk Pulau Sumbawa, Anggota DPR: Mencekik Petani

Peneliti Agro Ekonomi dari Institut Pertanian Bogor, Agus Pakpahan mengatakan, peningkatan produksi tebu yang tergopoh-gopoh membuat kondisi gula semakin memburuk sehingga impor kembali menjadi pilihan pahit.

“Ini kan tidak terlepas dari ketersediaan bahan baku. Revitalisasi hasilnya nol kalau tidak ada yang digiling,” ujar Agus dalam keterangannya yang dikutip Jumat 18 Januari 2018.

Bea Cukai Banten Terbitkan Izin Fasilitas Gudang Berikat

Berkurangnya produksi tebu dapat terlihat pada 2014, produksi tebu nasional mencapai 2,58 juta ton, kemudian menciut 2,46 juta ton pada 2017. Di sisi lain, Kementerian Pertanian mencanangkan mampu swasembada gula pada 2019.

Sementara itu, dalam beberapa tahun terakhir, luas perkebunan tebu tampak terkikis. Pada 2014, luas lahan perkebunan tebu berada di angka 478.108 hektare. Namun pada 2017, lahan tebu tersisa 453.456 hektare. Ada penurunan luas areal lahan hingga 24.652 hektare lahan dalam tiga tahun.

Tanggapi Sidang MK, PKS Sebut Terjadi Penyalahgunaan Wewenang atas Pangan

Agus menjelaskan, dari sejumlah data tersebut pabrik gula Indonesia terus mengalami kekurangan pasokan tebu. Masalahnya memang keberadaan pabrik gula dan perkebunan tebunya tidak homogen. 

Artinya, lanjut Agus, ada tempat yang kelebihan pasokan tebu, ada pula yang kekurangan. "Secara umum sekarang kekurangan bahan baku karena terjadi penurunan luas area tanam," ujarnya.

Ia mengungkapkan, dari semua itu masalah utamanya adalah kebijakan yang ada tak mampu membuat petani bergairah menanam. Bahkan, catatan terakhir pabrik gula Indonesia sempat mencapai titik terendah pada 1998 dengan produksi hanya mencapai 1,49 juta ton. 

Namun kemudian produksi gula lokal dapat merangkak naik dari 2002 sampai 2008. Sayangnya tren produksi gula setelah 2008 kembali menunjukkan penurunan, hingga sekarang hanya mencapai 2,1 juta ton. “Mau pabrik gula baru pun, kalau tidak bisa merangsang petani tidak akan berkembang pohon tebu.” (mus) 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya