Cara Tiga Cucu Konglomerat RI Jaga Harta Kakeknya

Cucu Soedono Salim, Axton Salim di Forum Indonesia Millennial Summit 2019.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Umi Kalsum

VIVA – Siapa tidak kenal Ir Ciputra, Soedono Salim dan Hartono alias Oei Wie Gwan. Mereka merupakan pendiri kerajaan bisnis properti, makanan dan rokok paling terkenal di Tanah Air. 

Kala IHSG Anjlok, 'Dompet' Orang Terkaya RI Ini Justru Kian Tebal

Ciputra dikenal dengan jaringan properti Citra-nya. Soedono Salim dengan bendera Indofood-nya, dan Hartono dengan perusahaan rokok legendarisnya, Djarum. Bisnis tiga orang kaya Indonesia yang menggurita itu saat ini tidak lagi mereka tangani. Selain didelegasikan kepada anak-anaknya, kini generasi ketiga yang mengambil peran. 

Lalu, bagaimana generasi milenial ini mempertahankan bisnis yang susah payah dibangun kakek-kakek mereka dan menepis mitos generasi ketiga hanya menghabiskan harta keluarga? Cucu Ciputra, Soedono Salim dan Hartono, yakni Cipta Ciputra Harun, Axton Salim dan Victor  R Hartono berbagi cerita soal ini dalam forum Indonesia Millennial Summit 2019 di Jakarta, Sabtu 19 Januari 2019.

Ada Kabar Baik Buat Milenial dan Gen Z yang Doyan Belanja dan Peduli Penampilan

Cipta Ciputra Harun bercerita, ketika terjun ke dalam bisnis keluarga, dia tidak mengubah banyak kondisi perusahaan. Ia mengibaratkan perusahaan keluarganya sebagai warung, dan ia tidak ingin mengubah-ubah warung dengan cita rasa yang justru membuat buruk kualitasnya.

"Ketika saya masuk perusahaan keluarga, saya lihat sudah bagus, dipimpin orang-orang yang benar-benar profesional sehingga tidak ada yang perlu diubah-ubah," kata putra Junita Ciputra itu.

Survei Ungkap Ketahanan Finansial Milenial Indonesia Tertinggi Se Asia, Ada Tapinya

Menepis anggapan generasi ketiga hanya menghambur-hamburkan uang keluarga karena mereka tidak ikut jungkir balik membangun usaha sejak awal, Cipta punya cara sendiri. 

"Semoga itu (mitos) hanya statistik. Buat saya yang penting menjaga environment. Yang paling bahaya itu ego. Tapi kalau stakeholder value tetap dijaga, dipertahankan, di atas segalanya, perusahaan aman. Jangan berpikir harus langsung di posisi atas," kata Cipta.

Sedangkan Victor R Hartono punya cara unik. Ada dua hal yang dianggapnya bisa menjaga harta keluarga tetap aman. Aturan pertama, istri jangan banyak-banyak. Meski dalam budaya Tionghoa diperbolehkan beristri hingga lima orang, paling aman  punya istri satu dan anak sedikit. 

"Ini untuk memperkecil perseteruan," katanya.

Aturan kedua, jangan boros alias hemat. Kata dia, kalau hartanya sudah di atas US$100 juta bolehlah sedikit belanja. "Spending-nya di bawah tiga persen, dan akan kaya seterusnya. Kalau belum sampai segitu sebaiknya diversifikasi usaha," kata anak Robert Budi Hartono itu.

Atau, bisa juga menyimpan uang dalam bentuk tabungan, saham, di luar gaji normal daripada dipakai buat foya-foya. "Jadi mending punya investasi lain, saham atau properti yang bisa disewakan atau dijual. Sayangnya di Indonesia, baru punya uang sedikit spending-nya banyak," katanya.

Axton yang putra Anthony Salim mengamini pendapat Cipta dan Victor.  Ia sendiri selalu berusaha menjaga agar brand Indofood semakin kuat, sehingga perusahaan tetap eksis. Untuk bertahan, ia rajin melihat apa yang sedang menjadi tren di masyarakat, terutama kalangan muda melalui media sosial. 

Tidak aneh jika salah satu produk Indomie, yakni mie goreng memiliki berbagai macam varian di luar rasa original yang memang sangat digemari konsumen. Bahkan saking sukanya konsumen dengan  mie goreng original, Indofood pernah mengeluarkan chitato rasa mie goreng atas permintaan konsumen.

"Waktu kita launching ini dua tahun lalu, follower kita langsung bertambah drastis dalam dua minggu," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya