Luncurkan Good Design Indonesia, Diharap Jadi Wadah Dorong Ekspor

Gedung kementerian Perdagangan
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA – Kementerian Perdagangan pada hari ini, Kamis 24 Januari 2019, secara resmi kembali meluncurkan ajang pencarian produk-produk inovatif anak bangsa, dengan kualitas terbaik dan memiliki nilai tambah tinggi, yang biasa dikenal dengan ajang Good Design Indonesia.

Neraca Perdagangan Januari Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi RI

Ajang tersebut secara resmi kembali dibuka oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag di Gedung Kementerian Perdagangan, melalui kerja sama dengan Japan Institute of Design Promotion (JDP) dan The Japan External Trade Organization (JETRO).

Direktur Jenderal Pengembang Ekspor Nasional, Arlinda menjelaskan, ajang tahunan yang ketiga kalinya digelar itu, nantinya akan kembali memberikan penghargaan bagi produk-produk pemenang GDI untuk dipentaskan di ajang kompetisi desain internasional G-Mark, Jepang.

Neraca Perdagangan RI Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi Indonesia

"Tahun lalu kita sudah ikuti, bahkan saya menyaksikan langsung pelaksanaan G-Mark ini. Lebih dari 100 negara yang ikut kompetisi dan biasanya, ketika mereka menang dalam kategori 100 Best terbaik dan 20 Best terbaik, mereka itu sudah dapat sorotan baik dari pelaku usahanya maupun buyer di Jepang," tutur dia, dalam sambutan di acara pembukaan itu.

Arlinda menambahkan, melalui ajang itu, diharapkan GDI bisa menjadi jembatan untuk terus memperkenalkan produk-produk inovatif anak bangsa di kancah internasional, sehingga mampu mendongkrak ekspor non-migas Indonesia yang saat ini baru tumbuh 6,65 persen.

Neraca Perdagangan Oktober Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Meski demikian, dia mengaku belum dapat mengalkulasi seberapa besar potensi GDI untuk mendongkrak ekspor non migas Indonesia secara keseluruhan. Tetapi, dipastikannya hal itu sedikit banyak akan memengaruhi laju ekspor Indonesia, karena produk-produk pemenang akan menjadi sorotan bagi perusahaan-perusahaan internasional.

"Karena di tahun 2017 itu kita ada keterlambatan, sehingga kita baru bisa mengumpulkan pemenang-pemenang GDI 2017-2018 itu di bulan Juni 2018. Sehingga, memang kita belum melihat berapa dampak nilainya. Karena, ini kan proses bagaimana satu desain yang dihasilkan satu negara yang dia bisa berkompetisi untuk masuk ke pasar Jepang," tutur dia.

Di samping itu, dia mengungkapkan, dari 4.000 produk dari sejumlah negara seperti Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Singapura, China, Hong Kong, dan India yang mengikuti G-Mark tahun lalu, setidaknya terdapat dua produk nominasi GDI 2017, yang juga meraih penghargaan G-Mark 2018, yaitu sepeda bambu (Spedagi) karya Singgih S. Kartono dan alat pembuat kopi seduh dingin karya Richard Malone.

"Yang Iebih membanggakan, produk sepeda bambu masuk sebagai pemenang Best 20 berpredikat Gold Award, mengungguli lebih dari 4.000 produk dari berbagai negara," tutur dia.

Dia menengaskan, untuk tahun ini, GDI akan dibuka untuk 16 kategori dari yang di dua tahun sebelumnya hanya enam kategori. Ke 16 kategori itu, di antaranya life products, information and communication technologies (ICT) equipment, furniture atau housing fixtures, mobility, hingga commercial facilities dan public method, media, contents, maupun package.

GDI tersebut tidak hanya terbuka bagi industri-industri berskala besar, namun juga untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau UMKM, dengan batasan produk yang tidak ditentukan. Bagi yang berminat, bisa mendaftarkan diri melalui online di website GDI, yaitu iddc.kemendag.go.id/gdi secara gratis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya