- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA – Usai melepas kepemilikan saham di klub sepakbola FC Internazionale Milano atau Inter Milan, bos Mahaka Grup, Erick Thohir dikabarkan bakal membeli saham dari perusahaan media milik Grup Bakrie, yakni PT Visi Media Asia Tbk, berkode saham VIVA.
Saat dikonfirmasi mengenai hal itu, Erick Thohir pun dengan tegas langsung membantah kabar tersebut.
"Enggak, enggak benar. VIVA kan saya enggak ada ikutan," kata Erick di Gedung BEI, Jakarta, Kamis 31 Januari 2019.
"Saya kan di ANTV sebagai dirut dan punya saham di ANTV, di VIVA enggak punya (saham). (Saya) sudah enggak menjabat apa-apa di VIVA," ujarnya.
Erick memastikan bahwa kabar yang menyebut dirinya akan membeli saham VIVA itu, hanyalah bentuk spekulasi dari para pelaku pasar. Dia, bahkan menegaskan bahwa wacana itu sebaiknya tidak disangkutpautkan dengan masalah politik nasional hari ini.
"Ini kan spekulasi saja, orang melihat (kemungkinan itu). Tetapi ingat, jangan juga disambungkan antara politik dan bisnis, karena ada masanya dan Erick Thohir juga ingin cepat-cepat kembali ke dunia usaha," ujarnya.
Erick menilai, wacana ini sebelumnya juga pernah terjadi saat saham Mahaka naik beberapa waktu lalu. Namun, dia menegaskan bahwa kondisi semacam itu hanyalah spekulasi para pelaku pasar, dan tidak ada kaitan dengan dirinya secara personal.
"Sama juga ketika waktu itu digosipkan saham Republika, Mahaka, melambung, enggak ada apa-apa kok. Karena, saya rasa, kalau saham VIVA atau saham Mahaka waktu itu naik, kan memang karena ada spekulasi pasar. Tidak ada hubungan dengan saya," kata Erick.
Oleh karenanya, Erick pun kembali menegaskan bahwa dari pihaknya sama sekali belum ada wacana atau bahkan rencana untuk membeli saham VIVA tersebut.
"Dari saya belum (ada rencana beli saham VIVA). Kan, saya aktif di ANTV," ujarnya.
Diketahui, dengan beredarnya kabar pembelian saham VIVA oleh Erick Thohir tersebut, harga saham VIVA langsung melesat naik 4,37 persen ke level Rp191 per saham saat perdagangan dibuka pagi tadi. Volume perdagangan pun tercatat mencapai 18,13 juta saham, dengan total senilai Rp3,42 miliar. (asp)
