Bagasi Pesawat Bayar, Menpar Arief Ungkap Gejolak di Sektor Pariwisata

Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA – Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyambut baik keputusan penundaan bagasi berbayar pada maskapai berbiaya murah (LCC) khususnya Citilink. Sebab, kebijakan itu sempat menimbulkan gejolak di industri pariwisata.

Heboh AC Pesawat Panas, Otoritas Bandara Gelar Ramp Check di Kualanamu

"Dunia pariwisata menyambut baik, saya pribadi senang sekali Citilink menunda penerapan bagasi berbayar," kata Arief Yahya dikutip dari keterangan resminya, Jumat 1 Februari 2019. 

Arief menceritakan, pihaknya sempat mengirim tim yang diketuai oleh Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Aksesibilitas Judi Rifajantoro. Hal itu dilakukan untuk berkoordinasi dengan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan untuk merespons kebijakan tersebut.

Garuda Indonesia Group Terbangkan 82 Ribu Penumpang pada Puncak Arus Mudik 2024

Tim ini sudah melaporkan situasi dan kondisi di lapangan termasuk gejolak yang terjadi di kalangan masyarakat dan industri. Tim juga menyampaikan permintaan agar ada perhatian langsung dari pemegang otoritas sehingga kondisi di pasar tetap terkendali.

Kemenpar juga terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman untuk menemukan titik temu dan solusi terbaik bagi persoalan tersebut.

Bos Garuda Indonesia Janjikan Diskon Harga Tiket hingga 75 Persen Periode Mudik Lebaran

Arief pun menyambut baik ketika ada tindak lanjut dari masukan Komisi V atau Komisi Infrastruktur dan Perhubungan, pada rapat kerja Selasa, 29 Januari 2019 yang mendesak penundaan penerapan bagasi berbayar pada maskapai penerbangan. 

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara pun lakukan konsolidasi dengan pihak Citilink terkait pemberlakuan bagasi berbayar. Kemudian hasilnya Citilink membatalkan kebijakan tersebut. 

Arief sebelumnya menegaskan, kebijakan bagasi berbayar pada maskapai berbiaya murah di Tanah Air itu berdampak langsung pada sektor pariwisata. Apalagi, kebijakan itu diperburuk dengan masih tingginya harga tiket pesawat.

"Travel agent misalnya saat ini ragu bahkan tidak berani menjual paket di sisi lain sektor UKM (Usaha Kecil dan Menengah) kita juga banyak yang terpukul," katanya.

Sementara dari sisi okupansi hotel juga terpengaruh dengan angka penurunan yang cukup signifikan di berbagai destinasi.

"Kebijakan bagasi berbayar ini juga menurunkan jumlah penumpang pesawat dan terjadi pembatalan perjalanan oleh wisatawan di beberapa tempat," katanya.

Pihaknya juga menegaskan pentingnya untuk menjaga iklim yang kondusif bagi tetap berkembangnya sektor pariwisata di Tanah Air tanpa mengabaikan kelangsungan bisnis pada dunia penerbangan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya