Mendes Sebut 60 Persen Kopi Starbucks Milik Indonesia

Tiga minuman Starbucks.
Sumber :
  • Instagram @starbucksindonesia

VIVA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menyebut sebagian besar bahan baku kopi milik gerai kopi Amerika Starbucks berasal dari Indonesia.

11 Rekomendasi Coffee Shop untuk Kerja di Jakarta Selatan

"60 Persen kopi mereka (Starbucks) dari Indonesia. Itu kata CEO-nya ketika kami bertemu di Bali dalam launching Starbuck terbesar se Asia Tenggara," ujar Eko dalam acara Kampoeng Kopi di Bengkulu, Kamis, 7 Februari 2018.

Besarnya penggunaan kopi itu, menurut Eko, menjadi peluang bagi seluruh petani dan pengusaha kopi di Indonesia. Karena itu sesuai dengan kesepakatan kerjasama dengan Starbucks. Maka ke depan akan ada upaya memaksimalkan hasil dan kualitas kopi di Indonesia.

Mejeng di Pameran Kopi Terbesar di Amerika, Produk Lampung dan Bajawa Bidik Pasar Gobal

"Kita akan adakan kegiatan pelatihan di Bumdes-bumdes dan pastinya melibatkan Starbucks," ujarnya.

Kerjasama itu, lanjutnya, juga berkaitan dengan kecenderungan yang mulai muncul saat ini di Indonesia. "Meminum kopi sudah jadi life style."

Kopi Unggulan Indonesia Juara Dunia di  Specialty Coffee Expo 2024 Amerika Serikat

Untuk itu Eko berharap agar para petani kopi di Indonesia segera membenahi kualitas hasil panen mereka. Termasuk juga untuk memperbanyak para peracik kopi atau barista.

Sehingga dengan itu, pengelolaan kopi di Indonesia dapat dikelola secara komprehensif, mulai dari proses penanaman sampai dengan pengelolaan pasca panen.

"Kita akan libatkan Bumdes. Tahun lalu ada 40 ribu yang sudah berdiri. Kini kita target 75 ribu di tahun ini," ujar Eko.

Provinsi Bengkulu memiliki setidaknya 69 ribu hektare perkebunan kopi. Dari jumlah itu, sebanyak 22.500 hektare ada di Kabupaten Rejang Lebong dan sisanya di delapan kabupaten yang lain.

Karena itu, merujuk dari potensi itu pemerintah Provinsi Bengkulu menggadang program Agrowisata Kampung Kopi, dengan menempatkan Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang sebagai daerah percontohan.

"Kopi Bengkulu pasti bisa go international. Potensinya menjanjikan. Tinggal penguatan di proses pengolahan dan pasca panen saja," ujar Eko.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya