- Instagram @dramaojol.id
VIVA – Ekonom dari Universitas Indonesia, Fithra Faisal, memperkirakan, kenaikan tarif ojek online atau ojol bisa memicu kenaikan inflasi. Potensi kenaikan tarif ojol tersebut merupakan dampak dari bakal diterbitkannya peraturan ojol oleh Kementerian Perhubungan dalam waktu dekat.
Fithra menilai, itu disebabkan karena bisnis ojol memiliki dampak rentetan terhadap bisnis lainnya, seperti bisnis makanan minuman hingga bisnis logistik lainnya. Akibatnya, diprediksi kenaikan tarif ojol bakal memberikan dampak inflasi mencapai satu persen.
"Prediksi saya dengan kenaikan 100 persen ini akan terkonversi dengan rata-rata inflasi. Kenaikannya bisa sampai satu persen dari kondisi sekarang. Jadi kalau misal target pemerintah 3,5 persen bisa jadi 4,5 persen atau bahkan lebih," kata Fithra di Jakarta, Senin 11 Februari 2019.
Karenanya, dia menganggap, persoalan penentuan tarif yang bakal diatur pemerintah tersebut, masih membutuhkan kajian yang mendalam. Salah satunya dengan secara cermat mengkaji survei willingness to pay atau kemauan ataupun kemampuan membayar konsumen.
"Itu harus ditentukan dulu dan berdasarkan kajian yang solid. Itu harus berbasiskan riset. Nah sementara itu kan kalau kita lihat yang ini seperti ya tidak ada risetnya terlebih dahulu," tutur dia. (art)