Tiket Pesawat Domestik ‎Mahal, Masyarakat Pilih Wisata ke Luar Negeri

Penumpang pesawat di bandara Soekarno Hatta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Sherly

VIVA – Dampak kenaikan harga tiket pesawat domestik, sangat dirasakan pelaku usaha perjalanan wisata yang tergabung di dalam Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Sumut. Sebab, hal itu dinilai membuat masyarakat sepi melakukan wisata.

Status Gunung Ruang Turun Jadi Siaga, Bandara Sam Ratulangi di Manado Kembali Beroperasi

Ketua ASITA Sumut, Solahuddin Nasution, mengungkapkan, selain berdampak dengan usaha mereka, kenaikan harga tiket pesawat berdampak menurunnya kunjungan wisatawan nusantara ke objek wisata di Indonesia dan akan memilih berkunjung ke luar negeri. Karena, tiket pesawat penerbangan internasional normal.

"Kenaikan harga tiket akan berdampak pada penurunan jumlah kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan nusantara ke Sumut. Dan, akan berpengaruh pada pergerakan wisatawan nusantara secara nasional," tutur Solahuddin, saat dikonfirmasi VIVA, Selasa 12 Febuari 2019.

Akibat Banjir, Penerbangan Perdana Maskapai Emirates Airbus 380 dengan 592 Penumpang dari Dubai ke Bali Dibatalkan

Solahuddin menjelaskan, pengaruh juga dialami pada sektor-sektor lain, seperti penurunan hunian hotel, pendapatan restoran, transportasi lokal, toko-toko suvenir dan industri pariwisata lainnya yang selama ini mengandalkan pergerakan wisatawan.

"Di sisi lain, akibat mahalnya tiket penerbangan di dalam negeri, masyarakat akan lebih memilih melakukan perjalanan wisata ke luar negeri. Maka, akan terjadi kebocoran devisa," sebut Solahuddin. 

Timur Tengah Memanas, Australia Peringatkan Warganya Segera Tinggalkan Israel

Sementara itu, Kebijakan bagasi berbayar akan sangat berpengaruh pada sektor UMKM. Ia mengatakan, atas mahalnya biaya bagasi, wisatawan akan menahan diri untuk berbelanja oleh-oleh dari suatu destinasi yang dikunjungi. 

"Pada akhirnya, akan mematikan industri rumahan, terutama yang selama ini bersandar pada kedatangan wisatawan," kata Solahuddin.

Dengan itu, Solahuddin menilai, pemerintah Indonesia harus meninjau kembali Keputusan Menteri (kepmen) Perhubungan tentang pemberlakuan harga tiket ambang batas atas dan ambang batas bawah. Agar semuanya, kembali normal seperti biasanya.

"Kepmen harus berpihak kepada rakyat, karena sektor pariwisata ini juga menguasai hajat hidup orang banyak," sebut Solahuddin. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya