JK Minta Suku Bunga Turun, BI: Kita Tahan Jaga Daya Tarik Domestik

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

VIVA – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menegaskan alasan BI untuk tetap pertahankan suku bunga acuannya, yakni BI-7 days reverse repo rate sebesar enam persen adalah demi mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik.

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

Perry mengakui, memang saat ini arah kebijakan suku bunga acuan global telah mengalami pelonggaran, lantaran Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve diperkirakan hanya akan menaikkan suku bunga acuannya pada tahun ini sebanyak satu kali saja, lebih sedikit dari perkiraan awal yang sebanyak dua kali.

Namun, lanjut Perry, saat ini, prioritas BI adalah untuk memperkuat stabilitas eksternal, dengan artian BI fokus perkuat transaksi pembayaran dengan mempertahankan momentum derasnya aliran modal asing untuk tetap masuk ke Indonesia, demi menekan defisit transaksi berjalan.

Ekonom Prediksi BI Tahan Suku Bunga Acuan di 6 Persen, Ini Faktornya

Sebab, kata dia, defisit transaksi perdagangan saat ini diperkirakan tidak akan berjalan secara maksimal, lantaran pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini cenderung melambat, sehingga berdampak pada rendahnya permintaan global yang kemudian berakibat tingginya tantangan bagi produk ekspor RI.

"Keputusan kita pertahankan BI rate enam persen juga mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik. Artinya, baik secara riil policy rate dan suku bunga dalam dan luar negeri secara nominal baik cover dan uncover tetap menarik. Dengan begitu, aliran modal asing masuk terus jalan," kata Perry dikantornya, Jakarta, Kamis 21 Februari 2019.

BI Sebut Perlambatan Ekonomi 2024 Dipengaruhi Negara-negara Eropa dan China

Di samping itu, Perry menegaskan, BI juga telah mempertahankan kebijakan pelonggaran likuiditas di perbankan, dengan harapan laju kredit perbankan dapat terus meningkat sesuai proyeksi tahun ini di kisaran 10 sampai dengan 12 persen. Dengan begitu, dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi RI.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Bank Indonesia agar mengkaji penurunan suku bunga acuannya pada tahun ini. Permintaan itu ditujukan, supaya iklim investasi dalam negeri dapat berjalan lebih baik.

"Ya, bunga kita minta agar lebih turun lagi, BI rate itu, di perbankan lah. Ini akan terjadi, kalau kita memberikan kemudahan," kata dia di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa lalu, 11 Februari 2019. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya