Logo BBC

Kisah Huawei, Perusahaan Kontroversial yang Dituduh jadi Mata-mata RRC

Pendiri sekaligus pemimpin Huawei, Ren Zhengfei - BBC
Pendiri sekaligus pemimpin Huawei, Ren Zhengfei - BBC
Sumber :
  • bbc

Dalam waktu dekat, jaringan internet 5G akan tersebar di mana-mana. Huawei adalah pionirnya, tetapi kini dituduh menjadi gerbang bagi Cina untuk memata-matai negara-negara Barat.

Apakah benar demikian? Atau Huawei merupakan korban dari rumor tak menguntungkan tersebut?

Peretasan misterius?

Markas Uni Afrika (AU) di Addis Ababa tampak seperti pesawat luar angkasa yang berkilauan di tengah cahaya matahari.

Dengan gedung pencakar langit yang berdiri di sampingnya, markas tersebut tampak mencolok di ibu kota Etiopia.

Sapaan salam dalam bahasa Mandarin menyambut pengunjung saat memasuki elevator, pohon-pohon palem plastik menahan logo Bank Pembangunan Cina.

Di mana-mana, terdapat indikasi kecil yang mengatakan bahwa bangunan tersebut memungkinkan dibangun berkat bantuan dana asal Cina.

Pada tahun 2006, Beijing menjanjikan dana sebesar US$200 juta atau sekitar Rp2,8 triliun untuk membangun markas itu. Selesai dibangun tahun 2012, segalanya dibangun khusus oleh Cina - termasuk sistem komputer yang canggih.

Selama beberapa tahun, bangunan tersebut menjadi kebanggaan atas kedekatan hubungan Afrika dengan Cina.

Perdagangan meningkat signifikan selama dua dekade terakhir, tumbuh sekitar 20% per tahun, menurut catatan konsultan internasional McKinsey. Cina adalah sekutu ekonomi terbesar Afrika.


Selesai dibangun tahun 2012, gedung markas Uni Afrika ini jadi kebanggaan akan kedekatan hubungan Afrika dengan Cina - BBC

Namun pada bulan Januari 2018, surat kabar berbahasa Perancis Le Monde Afrique menulis berita menghebohkan.

Mereka melaporkan bahwa sistem komputer Uni Afrika telah disusupi.

Surat kabar tersebut - yang mengutip sejumlah sumber - menyatakan bahwa selama lima tahun, setiap malam antara tengah malam hingga pukul 2 dini hari, data dari server Uni Afrika ditransfer ke server di kota berjarak 8.000 kilometer dari Addis Ababa: Shanghai.

Hal tersebut diduga terus berlangsung selama 1.825 hari berturut-turut.

Le Monde Afrique melaporkan bahwa hal tersebut mulai tersorot pada tahun 2017, ketika seorang ilmuwan yang bekerja untuk Uni Afrika merekam aktivitas komputer yang tidak biasa dalam jumlah besar di server AU pada jam-jam ketika semua pegawai sudah meninggalkan gedung kantor.

Dilaporkan pula penemuan mikrofon dan alat pendengar di dalam tembok-tembok dan meja-meja di gedung tersebut, menyusul penyisiran terhadap ancaman penyadapan.

Reaksi pun dengan cepat muncul.

Baik pejabat Uni Afrika maupun Cina mengutuk pemberitaan tersebut sebagai berita bohong dan sensasional semata.

Mereka menyebutnya sebagai upaya media Barat untuk merusak hubungan antara Cina yang bersikap lebih tegas dengan Afrika yang semakin berdikari.

Namun Le Monde Afrique mengatakan bahwa pejabat AU sendiri telah secara diam-diam menyatakan kekhawatiran mereka akan betapa tergantungnya mereka terhadap bantuan Cina dan konsekuensi apa yang kemudian bisa muncul.

Di tengah itu semua, sebuah fakta terlewat untuk diberitakan.


Huawei membantah tuduhan bahwa mereka menyokong aksi mata-mata Cina. - Getty Images

Penyuplai utama informasi dan sistem teknologi komunikasi ke markas AU merupakan perusahaan perangkat telekomunikasi terkemuka asal Cina, Huawei.

"Ini bukan berarti perusahaan tersebut terlibat dalam pencurian data," ujar Danielle Cave, pengamat senior Australian Strategic Policy Institute, dalam ulasan terkait dugaan insiden tersebut.

"Tapi... sulit untuk tidak melihat Huawei - yang berperan sebagai penyedia perangkat sekaligus penyedia kunci layanan informasi dan sistem teknologi komunikasi markas AU, khususnya bagi pusat data AU - benar-benar tidak tahu menahu soal pencurian data besar-besaran yang sangat kentara, setiap hari, selama lima tahun."


Markas Huawei di Shenzhen, Cina - BBC

Juru bicara Huawei mengatakan kepada BBC, "Jika ada kebocoran data dari komputer-komputer di markas AU di Addis Ababa yang berlangsung selama periode waktu tertentu, data-data ini tidak berasal dari teknologi yang disuplai Huawei bagi AU. Yang kami sediakan bagi proyek AU adalah fasilitas pusat data, tetapi fasilitas-fasilitas itu tidak memiliki fungsi sebagai ruang penyimpanan data maupun fungsi transfer data."

Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa perangkat jaringan telekomunikasi Huawei digunakan oleh pemerintahan Cina - atau siapa pun - untuk memperoleh akses ke data pelanggan mereka. Huawei merupakan satu dari sejumlah penyuplai proyek tersebut.

Dan memang, tak ada satu pun orang yang sejak awal secara terbuka membenarkan adanya penyusupan terhadap sistem komputer Uni Afrika.

Namun berita-berita tersebut lantas menimbulkan kecurigaan bertahun-tahun terhadap Huawei - bahwa perusahaan raksasa asal Cina itu sangat dipengaruhi oleh pemerintah Cina.

Ren Zhengfei dan kebangkitan Huawei

"Ketika saya memulainya 30 tahun lalu... kami tidak punya telepon sama sekali. Satu-satunya telepon yang kami punya adalah telepon putar yang biasanya kamu lihat di film-film Perang Dunia II. Kami belum maju saat itu."

Pendiri sekaligus pemimpin Huawei, Ren Zhengfei, meraba memorinya tentang awal mula ia mendirikan perusahaan telepon pintar terbesar kedua di dunia itu kepada BBC, di markas Huawei yang berdiri di kota Shenzhen - simbol kesuksesan yang ia rintis sejak lama.