Kadin Tegaskan Pebisnis Kotor Akan Kehilangan Pasarnya

Kadin CEO Breakfast Meeting.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar GM

VIVA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menegaskan bahwa para pebisnis yang semata-mata mengejar keuntungan, sambil menghalalkan segala cara, pada waktunya akan kehilangan pasar yang menjadi sumber penghasilan mereka.

Profil Selebgram Aghnia Punjabi yang Anaknya Dianiaya Pengasuhnya Sendiri

Menurut anggota Dewan Pakar Kadin yang juga Wakil Menteri Perdagangan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Bayu Krisnamurthi, hal itu dikarenakan regulasi pemerintah, juga tren di dunia usaha sendiri yang mengarah ke pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan tidak hanya fokus ke upaya mengeruk keuntungan.

"Market menuntut bisnis yang makin pro-sustainability (keberlanjutan). Saya warning, kalau teman-teman (pengusaha) tidak peduli, tetap menjadi pebisnis yang kotor, suatu saat nanti market-nya akan hilang," ujar Bayu dalam Kadin CEO Breakfast Meeting di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Senin, 11 Maret 2019.

Profil Suami Stevie Agnecya Anggi Pratama, Seorang Pilot dan Pebisnis

Adapun, upaya berkelanjutan itu salah satunya dilaksanakan dalam kerangka Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). 

Bayu menyampaikan, upaya yang dilaksanakan Indonesia melalui Rencana Aksi Nasional yang diatur perpres itu mendorong dunia usaha memberi kontribusi juga terhadap kemajuan masyarakat.

Sedekah Brutal dan Gak Pelit Ilmu, Rahasia Aceng Sunanto Sukses Berbisnis

"Konsumen itu menuntut sustainability. Itulah sebabnya kenapa ada perusahaan otomotif yang masuk ke sektor listrik misalnya, untuk menciptakan kendaraan rendah emisi," kata Bayu.

Bayu menekankan, dalam kerangka SDGs, kontribusi dunia usaha terhadap masyarakat tidak terbatas kepada tindakan seperti Corporate Social Responsibility (CSR). Lebih dari itu, perusahaan harus mengadaptasi model bisnis mereka sehingga selaras dengan SDGs.

"Teman-teman (pengusaha) harus melihat bahwa menjadi sustainable sebenarnya adalah kesempatan bisnis juga," ujar Bayu.

Ia mencontohkan, perusahaan tepung terigu yang memasukkan kandungan zat besi dalam produk mereka hingga menurunkan penyakit akibat kekurangan zat besi di Indonesia hingga 80 persen. Selain itu, ada juga perusahaan garam yang lebih meninggikan kandungan yodium di produknya hingga menekan juga angka penyakit gondok di Indonesia.

"Jika kita melihat masalah-masalah itu sebagai kesempatan bisnis, dengan sendirinya, model bisnis kita juga akan menjadi lebih kencang larinya," tutur Bayu. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya