- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA – Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukito memastikan, defisit neraca perdagangan yang dialami Indonesia, tidak terjadi dengan semua negara yang memiliki hubungan dagang.
Dia mencontohkan, Indonesia sebetulnya tidak mengalami defisit perdagangan dengan semua negara APEC, sehingga pemahaman mengenai kondisi itu tidak bisa dipukul rata terjadi dengan semua kelompok negara.
"Kalau dengan negara APEC, kita tidak semuanya defisit (perdagangan). Jadi, tidak bisa spesifik kepada kelompok negara. Nanti dengan EU bagaimana, dengan ASEAN bagaimana, defisit tidak? Kan, enggak bisa secara kelompok. Kita tergantung pada negara mana itu," kata Enggar di kantornya, kawasan Ridwan Rais, Jakarta Pusat, Senin 11 Maret 2019.
Dalam kaitannya dengan investasi di sektor manufaktur, Enggar menilai bahwa defisit perdagangan dalam jangka pendek merupakan hal yang wajar.
"Namanya perdagangan, bagaimana kita mau bilang tidak impor tapi kita mau ekspor? Kalau kita ekspor, di negara yang menerima itu impor juga," kata Enggar.
"Kalau mereka mempunyai filosofi yang sama, mereka bilang 'hentikan impor!' dan mereka maunya ekspor juga, terus tidak ada perdagangan, kan begitu secara sederhana," ujarnya.
Karenanya, Enggar meminta kepada masyarakat, agar tidak perlu takut akan defisit perdagangan, sejauh komponen impornya adalah bahan baku dan barang modal yang diperlukan dalam hal investasi.
"Yang harus diberikan catatan juga, bukan hanya kepada barangnya saja, tetapi pada jasa juga. Kalau jasa memang itu juga didorong dan memang pemerintah juga sudah mendorong, yaitu sektor pariwisata masuk dalam kategori itu," ujarnya. (asp)
