Sri Mulyani Pamer ke Mahasiswa Soal Angka Kemiskinan Terendah RI

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA – Di hadapan para mahasiswa dan sejumlah tenaga pengajar Universitas Tarumanegara, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, bahwa angka kemiskinan di Indonesia sebesar 9,66 persen saat ini, merupakan yang terendah sepanjang sejarah.

Pj Gubernur Agus Fatoni Beberkan Jurus Turunkan Kemiskinan Ekstrem di Sumsel

Dia bahkan memastikan bahwa penurunan angka kemiskinan menjadi 9,66 persen menurut data BPS ini, adalah salah satu indikasi bahwa pemerintah sangat serius dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Sejak Indonesia merdeka, angka kemiskinan terendah kita itu pernah terjadi menjelang Pak Harto lengser, itu di angka 11 persen," kata Sri Mulyani di Universitas Tarumanegara, kawasan Grogol, Jakarta Barat, Rabu 13 Maret 2019.

Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK, Menko PMK Sebut Penyaluran Bansos Sesuai Peraturan Presiden

"Meskipun setelah krisis 1997-1998 kemiskinan naik lagi jadi 20 persen, tapi kemudian dia bisa turun lagi setelah masa reformasi," ujarnya menambahkan.

Meski demikian, menteri dengan sapaan akrab Ani itu menegaskan, pencapaian ini tidak boleh membuat pemerintah terlena. Sebab, angka 9,66 persen itu merupakan suatu penanda, bahwa langkah ke depan untuk menurunkan angka kemiskinan pun akan semakin berat untuk dilakukan pemerintah.

Di Sidang Sengketa Pilpres 2024, Menko PMK Paparkan Angka Kemiskinan di Indonesia

"Karena ke depannya hal itu akan lebih sulit. Maka kami akan mendesain lagi sejumlah kebijakan guna terus menurunkan angka kemiskinan tersebut, sampai ke level terendah yang bisa dicapai," kata Ani.

Selain itu, Ani juga turut memamerkan bahwa rendahnya angka gini ratio atau rasio ketimpangan di level 0,38 saat ini, merupakan bentuk perbaikan ekonomi lainnya yang berhasil dilakukan pemerintah.

Menurutnya, pencapaian ini dapat menjadi cerminan yang baik, di mana sebenarnya pemerintah juga berupaya meratakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, selain upaya peningkatan angka pertumbuhan ekonomi semata.

"Hal ini karena kami percaya bahwa pertumbuhan ekonomi yang baik, juga akan mempengaruhi kebaikan masyarakat." (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya