Ketika 'IMF' Bikin Kaum Milenial Malas Beli Rumah

Ilustrasi pameran properti.
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVA – Bisnis properti atau hunian untuk memenuhi kebutuhan pasar, khususnya bagi generasi milenial, semakin berkembang pesat. Namun, di sisi lain, harga yang ditawarkan dirasa kian tak terjangkau. Hal itu pula, yang kini menjadi perhatian serius para pelaku usaha tersebut.

Milenial dan Gen Z Diajak Menerapkan Gaya Hidup Ini

Assistant Vice President Podomoro Golf View, Alvin Andronicus, salah satu pengembang di bawah naungan PT Agung Podomoro Land pun tak menampik adanya persoalan tersebut. Selain itu, kendala lain yang juga ditemui, kata Alvin, adalah mengenai pola pikir yang masih tergantung pada keluarga. Alvin menyebutnya, dengan istilah ‘IMF’, yakni Ibu Mertua Famili.

“Ya, jadi memang tidak mudah. Kalau kita melihat potensi yang besar di generasi muda sekarang adalah mereka sudah nyaman, karena didukung ‘IMF’,” katanya pada wartawan, saat ditemui di kantornya, di kawasan Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Kamis 14 Maret 2019

Kembangkan Kawasan Hijau, Lippo Cikarang Sudah Tanam 95.427 Pohon

Anggapan inilah yang akhirnya membuat mereka (generasi milenial), seakan tidak perlu lagi mencari hunian utama. “Mereka merasa sudah tingal sama ibu, orangtua masih oke, family masih oke, jadi merasa enggak perlu-perlu amat,” ujarnya

Namun, pihaknya menyadari, seiring pertumbuhan penduduk dan permintaan pasar yang terus meningkat, pemikiran tersebut akan tergeser. “Pada dasarnya, kami yakin bahwa setiap personal ingin memiliki hunian sendiri, apalagi jika sudah memiliki family.”

Penyanyi Hizrah yang Sempat Viral Kini Sukses Jadi Milyarder di Bisnis Herbal

Ketika disinggung soal harga yang semakin tak terjangkau, Alvin menyebut, hal itu tergantung pada kemauan dan keseriusan dalam menentukan pilihan. “Harga mahal itu relatif. Harga meningkat pasti. Seperti gini, dulu harga Rp300 juta, kita lihat mahal. Sekarang lihat, Rp300 juta murah. Jadi, hanya sudut pandang,” katanya

Lalu, bagaimana agar mereka bisa membeli properti? “Ya, tentu dengan kemudahan. Pemerintah juga sudah memberikan status mudah cicilan hingga sekian persen, itu kesempatan sebetulnya. Tinggal masyarakat di edukasi. Anda beli hunian dengan cicilan sekian tahun, 10 tahun hingga 15 tahun, bahkan 20 tahun dan 30 tahun bisa,” ujarnya.

Properti, kata Alvin, adalah investasi yang harganya akan terus mengikuti dan bahkan naik. “Jadi, pasti tidak akan rugi. Memang, tidak mudah menggiring untuk membeli, harus terinspirasi. Nah, ini adalah tugas kami, perbankan dan pemerintah juga, mendukung kemudahan untuk membeli hunian dengan konsep nature, kembali ke alam.”

Paham Aturan

Tidak hanya itu, Alvin juga menegaskan, pihaknya cukup serius dalam menjaga kelestarian alam. Salah satunya adalah dengan konsep green atau hijau seperti yang ditawarkan di Podomoro Golf View. Alvin juga membantah, pihaknya menggunakan air tanah untuk memasok kebutuhan para penghuni.

“Kami tidak menggunakan air tanah, kami menggunakan air PAM resmi, karena kami memiliki konsep nature, tidak merusak lingkungan. Bahkan, kami punya pengolahan air untuk kembali pada nature. Jadi, tidak perlu khawatir kami ikut melestarikan alam.”

Kemudian, pengembangan kota baru Podomoro Golf View atau PGV ini, lanjut Alvin, merupakan salah satu cara pihaknya dalam mendukung pemerintah mengatasi kemacetan. Di kawasan hunian terpadu yang dibangun terdapat stasiun LRT, park and ride, serta feeder untuk kendaraan umum.

“Dengan fasilitas yang ada, baik penghuni maupun masyarakat sekitar dapat memanfaatkan dengan baik, sehingga bisa mengurangi penggunaan kendaraan pribadi,” jelasnya.

Upaya lainnya adalah dengan menyediakan seluruh kebutuhan masyarakat di PGV, mulai dari pendidikan, kesehatan, wisata, dan sebagainya, sehingga diharapkan meminimalisir perjalanan ke luar kawasan. Area PGV diperkirakan akan dihuni sekitar 60 ribu jiwa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya