Strategi Pemerintah Kejar Target US$17,6 Miliar di Sektor Pariwisata

Gubernur BI Perry Warjiyo, bersama Menko Maritim dan Menteri Pariwisata.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetyo

VIVA – Pemerintah dan Bank Indonesia menargetkan penerimaan devisa dari sektor pariwisata bisa mencapai US$17,6 miliar. Hal itu setara dengan datangnya 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang 2019.

Pembangunan Jalan Kelok 18 di Jalur Lingkar Selatan akan Berdampak ke Pariwisata Gunungkidul

Guna merealisasikannya, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menjelaskan, pemerintah dan Bank Indonesia telah menyepakati enam langkah strategis, yang akan digenjot untuk mencapai target tersebut.

Langkah pertama adalah mempercepat penyelesaian beberapa proyek infrastruktur, guna meningkatkan aksesibilitas dan mendukung peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.

Tingkatkan Kualitas SDM Tenaga Kerja Indonesia, Kemnaker Gelar Business Meeting Sektor Pariwisata

"Seperti New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Yogyakarta dan akses pendukungnya, runway tiga Bandara Internasional Soekarno-Hatta, rapid exit taxiway Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali, dan pengembangan jalan di sekitar destinasi wisata," kata Perry di kantornya, kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Senin 18 Maret 2019.

Kemudian, pemerintah akan mendorong pengembangan atraksi wisata, melalui penyelenggaraan pariwisata di daerah perbatasan (cross-border tourism) secara periodik. Lalu, akan mengembangkan atraksi wisata ke arah quality tourism, dengan menetapkan kapasitas daya dukung di daerah destinasi wisata.

Siap Mendunia, Bohemia Fashion Week Pertemukan Desainer Lokal Bali dengan Rusia dan Armenia

Langkah ketiga, pemerintah akan meningkatkan kualitas amenitas di daerah destinasi wisata, melalui upaya percepatan pembebasan lahan untuk pengembangan amenitas di Danau Toba dan Borobudur. 

Kemudian, pemerintah juga akan menyelenggarakan Program Indonesia Bersih, untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan di berbagai destinasi wisata.

"Lalu memastikan ketersediaan uang rupiah layak edar, termasuk ketersediaan fasilitas ATM, kegiatan usaha penukaran valuta asing (KUPVA), operasional kanal pembayaran, serta pengembangan elektronifikasi transaksi pelaku pariwisata di destinasi wisata," ujarnya.

Keempat, pemerintah akan berupaya meningkatkan lama masa tinggal (length of stay) wisatawan mancanegara, melalui promosi digital, pengembangan paket wisata, perluasan paket promo wisata (hot deals) di destinasi wisata, serta promosi di beberapa lokasi yang menjadi regional tourism hub.

Kelima, pemerintah akan mendorong investasi dan pembiayaan dalam pengembangan destinasi wisata, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), serta perbaikan dukungan data dan informasi.

Strateginya adalah dengan penerbitan publikasi standardisasi kegiatan usaha Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) terkait pariwisata, penerbitan petunjuk teknis penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) pariwisata, serta penyusunan kajian terkait insentif dan model pembiayaan untuk pengembangan destinasi wisata.

Kemudian, strategi lain misalnya adalah peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di daerah destinasi wisata melalui pendidikan vokasi dan program sertifikasi di bidang kepariwisataan, serta pembaharuan data dan informasi pariwisata untuk identifikasi pola pengeluaran wisatawan mancanegara.

"Terakhir, pemerintah akan menyusun standar prosedur Manajemen Krisis Kepariwisataan dan membentuk forum Manajemen Krisis Kepariwisataan Daerah (MKK Daerah)," ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya