Petani Jagung di Dompu Marah-marah ke Jokowi, Apa Kata Presiden

Presiden Jokowi buka rapat koordinasi dan diskusi nasional HKTI
Sumber :
  • VIVA/Fikri Halim

VIVA – Presiden Joko Widodo mengaku pernah dimarahi oleh seorang petani jagung pada awal pemerintahannya pada akhir tahun 2014. Saat itu, Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk panen jagung. 

Airlangga Respons PDIP: Jokowi-Gibran Masuk Keluarga Besar Golkar, Tinggal Formalitasnya Saja

"Berangkatnya saya senang banget. Waduh panen jagung, wah ini jagungnya banyak sekali," ujar Jokowi saat membuka rapat koordinasi dan diskusi nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Tahun 2019 di Istana Negara, Jakarta, Selasa 19 Maret 2019.

Saat tiba di Dompu, NTB, Jokowi turun menggunakan helikopter dan mengaku sangat senang melihat panen dengan ukuran jagung yang besar-besar. Lantas, saat membuka sambutan ada beberapa petani yang malah marah-marah.

Jokowi Akui 90 Persen Bahan Produksi Farmasi Masih Impor

"Kita kumpul seperti ini, saya sampaikan sambutan. Ada satu, dua, tiga, empat, lima petani marah-marah. Lho saya baru dilantik dua bulan udah dimarah-marahin sama petani," kata Jokowi. 

Namun, kata Jokowi, hal itu bukan masalah. Ia mengatakan, akhirnya dirinya mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi petani jagung. 

Jokowi Bersyukur Angka Stunting Turun dari 37 Persen Menjadi 21 Persen

"Apa yang disampaikan saat itu, pak gimana bapak ini sebagai Presiden, jagung jatuh harganya Rp1.400 (per kg) sampai Rp1.600 di sini, kita produksi itu Rp1.800. Rugi kita pak, jagungnya gede-gede tapi kita rugi," ujar Presiden. 

Memang, kata Jokowi, produksi jagung bagus namun harganya jatuh terlalu jauh. Kemudian, setelahnya terungkap, hal itu terjadi karena kebijakan impor. Jokowi pun mengecek impor jagung saat itu hampir 3,6 juta ton. 

Setelah itu, Jokowi pun mengeluarkan Peraturan Presiden menetapkan Harga Pokok Penjualan (HPP) jagung sebesar Rp2.700 per kilogram yang diterapkan di semua daerah. Hasilnya, kata Jokowi, harga jagung mampu melesat hingga Rp3.000 bahkan Rp5.000 per kilogram. 

"Karena impor jagungnya itu langsung direm total oleh mentan. Data yang saya punyai di 2018 kemarin impor (jagung) kita hanya 180 ribu ton, sebelumnya hampir 3,6 juta ton (2014). Artinya produksi petani semakin meloncat naik, karena memang harganya memungkinkan petani untuk mendapat keuntungan," tutur Jokowi. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya