BI Sebut Transaksi Dagang Pakai Uang Lokal di ASEAN Makin Meningkat

Logo Bank Indonesia.
Sumber :
  • VivaNews/ Nur Farida

VIVA – Bank Indonesia terus berupaya mendorong penggunaan mata uang lokal digunakan di kasawan ASEAN untuk penyelesaian transaksi perdagangan bilateral, atau yang dikenal dengan local currency settlement (LCS). Saat ini, di kawasan ASEAN saja, BI telah bekerjasama dengan Bank Sentral Thailand, Malaysia dan Filipina.

BI Pastikan Masyarakat di Lebaran 2024 Dapat Uang Baru

Komitmen kerja sama fasilitas LCS antara BI dengan Bank of Thailand maupun Bank Negara Malaysia telah dilakukan sejak 23 Desember 2016. Sementara itu, kerja sama LCS yang dilakukan BI dengan Bangko Sentral ng Pilipinas, baru dilakukan bulan ini, 5 April 2019. 

Direktur Departemen Internasional BI, Wahyu Pratomo mengungkapkan, total transaksi perdagangan melalui fasilitas tersebut dari tahun ke tahun perkembangannya cukup menggembirakan. Pada 2018 saja, total transaksi antara BI dan Bank Sentral Thailand maupun Malaysia tercatat sebesar US$180 juta.

BI Sudah Gelontorkan Rp 75 Triliun Uang Tunai Buat Lebaran 2024

Dia menjabarkan, transakasi perdagangan yang diselesaikan melalui LCS dengan Thailand pada keseluruhan 2018 mencapai US$50 juta, sedangkan pada kuartal I 2019 mencapai US$10 juta dolar. Sementara itu, dengan Malaysia mencapai US$130 juta, sedangkan untuk kuartal I 2019 sebesar US$50 juta.

"Jadi walaupun ini masih satu persen dari volume perdagangan bilateral kita, tapi perkembangannya cukup menggembirakan," kata dia di kantornya, Jakarta, Selasa, 9 April 2019.

Rupiah Tumbang ke Level Rp 15.884 per Dolar AS

Menurut Wahyu, dengan ditambahnya komitmen Filipina pada tahun ini, penggunaan fasilitas LCS oleh pengusaha kedua negara saat melakukan transaksi perdagangan akan semakin banyak. Dengan begitu, dikatakannya, stabilitas sistem keuangan di kawasan ASEAN bisa semakin stabil.

Sebabnya, selama ini, penyelesaian transaksi perdagangan antara pengusaha di kawasan ASEAN dikatakan Wahyu masih menggunakan dolar Amerika Serikat. Karenanya, jika aliran modal asing dalam bentuk dolar dikawasan ASEAN keluar dan mengganggu stabilitas mata uang masing-masing negara terganggu, menyebabkan aktifitas perdagangan menjadi bermasalah.

"Harapannya kalau ada local currency settlement, kalau terjadi gonjang-ganjing aliran moda keluar, tidak terlalu mengganggu transaksi keuangan dalam jangka panjang, dan akan berdampak positif jaga stabilitas keuangan," tegas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya