Investasi Energi Terbarukan, Pengusaha Swedia Janji Transfer Teknologi

Ilustrasi energi terbarukan.
Sumber :
  • Inhabitat

VIVA – Perusahaan-perusahaan energi asal Swedia, yang tergabung ke dalam Swedish Energy Agency, hari ini, Rabu 10 April 2019, bertandang ke markas Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo untuk mengajak pengembangan bisnis energi baru dan terbarukan atau EBT di Indonesia, 

Hati-hati, Simak 9 Tips Paling Efektif Agar Tak Tertipu Investasi Bodong

Tiga perusahaan besar asal Swedia yang turut serta tersebut, di antaranya Unipower, Frico, dan Hughes. Ketiga perusahaan tersebut menilai bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan.

"Kami memiliki pertimbangan untuk bisnis jangka panjang di Indonesia, karena potensinya dan melalui pertemuan ini, kami merasa didukung dalam membuat koneksi seperti itu," kata Direktur Unipower, Anders Larsson, saat ditemui di kantor Apindo, Jakarta, Rabu.

Anies Ungkap Penyebab Investor Asing Enggan Masuk RI: Kita Punya Masalah, Jangan Ditutupi!

Untuk membuka pasar bisnis tersebut, Swedish Energy Agency bersama dengan Apindo menginisiasi pembentukan Business Accelelator Program Indonesia (BAPI) 2019. Melalui program itu, Anders berharap, pihaknya mampu untuk menggandeng perusahaan-perusahaan lokal untuk mengembangkan bisnis EBT.

"Kami menyadari bahwa kunci untuk membuka pasar tersebut adalah dengan menemukan mitra lokal yang baik dan strategis, agar bisa kerja sama dalam jangka panjang," tegasnya.

Ekonom: Pesta Demokrasi RI Dorong Konsumsi, Tapi Investasi Asing Menciut

Senior Program Manager Swedish Energy Agency, Paul Westin menambahakan, kerja sama tersebut nantinya tidak hanya memfokuskan investasi yang bakal dikucurkan perusahaan-perusahaan tersebut. Namun, lebih terhadap transfer teknologi, pengetahuan atau penelitian, hingga pengembangan efisiensi.

"Poin utama dari kerja sama antarnegara kita adalah untuk memperkuat pertukaran pengetahuan dan meningkatkan efisiensi bisnis dan konservasi energi, smart grid solution, serta pengembangan kapasitas dan penelitian untuk pengembangan energi terbarukan, misalnya masalah pengelolaan limbah," tutur dia di lokasi yang sama.

Dia mengaku optimistis, dengan kerja sama itu, nantinya Swedia mampu membantu Indonesia untuk mengejar target penggunaan EBT pada 2025, sebesar 23 persen dari yang saat ini baru mencapai delapan persen. Sebab, Swedia dalam dua tahun terakhir mampu merealisasikan penggunaan EBT 50 persen dari keseluruhan penggunaan energinya.

"Selama krisis minyak tahun 70-an dan 80-an, upaya luar biasa kami lakukan untuk menemukan sumber energi baru, menciptakan cara-cara baru untuk melindungi bangunan dan mengembangkan sistem penghematan energi otomatis. Lebih dari setengah energi yang digunakan di Swedia, berasal dari sumber energi terbarukan, pada kenyataannya, sebagian besar listrik yang dihasilkan sudah bebas fosil," tutur dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya