Ini Penyebab Biaya Logistik Bisnis di Indonesia Mahal

Ilustrasi truk pengangkut.
Sumber :
  • VIVA/Sherly

VIVA – Wakil Ketua Umum Bidang Logistik Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), Kyatmaja Lookman membeberkan, penyebab utama biaya logistik di Indonesia sangat mahal bila dibandingkan dengan negara-negara lain.

Mengungkap Peluang Supply Chain Financing untuk Industri Logistik RI

Kata dia, saat ini biaya logistik di Indonesia mencapai 24 dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara itu, biaya logistik di negara lain, misalnya di negara-negara Eropa maupun Korea Selatan, hanya berkisar 7-12 persen. 

Hal itu dikatakannya, berbanding terbalik dengan ongkos angkut di Indonesia yang sangat murah dibanding kedua negara tersebut. Di mana, ongkos angkut untuk 60 kilometer di Indonesia mencapai Rp1,6 juta, sementara di Eropa sekitar Rp4 juta, dan di Korea Rp3 juta.

Uji Operasi, Tol Cibitung-Cimanggis Bakal Lancarkan Arus Logistik

"Jadi dengan biaya angkut murah, tapi biaya logistik tinggi, itu kan jadi anomali," kata dia dalam sebuah diskusi di Kawasan Cikini, Jakarta, Jumat 12 April 2019.

Menurut dia, tingginya biaya logistik di Indonesia, terutama disebabkan tidak terklasternya sistem pemukiman di Indonesia. Sehingga, proses pengiriman barang harus melalui sistem point to point yang menyebabkan jarak pengiriman barang terlampau jauh dan tidak efisien.

Kemenhub Susun Strategi Pulihkan Transportasi Logistik Selama Pandemi

"Jadi metode pemukiman kita itu di sepanjang jalan, itu membuat ongkos logistik tinggi. Beda dengan negara terklaster, contoh di Eropa itu di pintu highway ada klaster kota. Kalau sepanjang jalan akan murah di sini, diujungnya mahal," tegas dia.

Meski begitu dia optimistis, dengan pembangunan jalan tol yang telah digenjot pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla selama empat setengah tahun terakhir, dapat memicu pembentukan sistem kluster di Indonesia.

"Kalau terklaster, barang tinggal kita taruh di tengah dia akan terdistribusi sendiri. Kalau kita bisa konsolidasikan biaya per unitnya akan jadi lebih rendah. Oleh karena itu tol memiliki peranan penting nantinya," tegas dia.

Di samping itu, barang-barang yang dikirimkan melalui fasilitas logistik selama ini, menurutnya juga tidak menggunakan sistem pengemasan yang efisien. Selain itu, barang-barang yang dikirimkan seringkali merupakan barang yang bukan bernilai ekonomi tinggi atau hanya sebatas barang komoditas.

"Antara daun di buahnya misal, apa aja semua dibawa, ditumpuk, selain beban bertambah buahnya juga jadi banyak yang busuk. Lain misalnya jeruk impor, datangnya dalam kemasan," ungkap dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya