Kuartal I-2019, Realisasi Produksi Pertamina EP Capai 101 Persen

Direktur Operasi dan Produksi PT Pertamina EP, Chalid Said Salim.
Sumber :
  • Istimewa.

VIVA – PT Pertamina EP, anak usaha dari PT Pertamina, mencatatkan kinerja positif dalam aktivitas operasi produksi dan keuangan sepanjang kuartal I-2019. 

Produksi Gas Diproyeksi Turun Beberapa Tahun Mendatang, Pemerintah Dorong Eksplorasi

Hal itu ditunjukkan dari realisasi produksi minyak yang mencapai 82.222 BOPD atau 101 persen dari sasaran RKAP 81.046 BOPD dan 99 persen dari target APBN, yaitu 83.363 BOPD. 

Adapun untuk produksi gas mencapai 967,62 MMSCFD atau 100 persen target dari sasaran Rencana Kerja Perseroan (RKAP) yaitu 968,16 MMSCFD dan Prognosa 2019 sebesar 970,72 MMSCFD.

Investasi Rp 3,7 Triliun, PHR Siap Kembangkan Ladang Minyak Rantaubais Pakai Injeksi Uap

Dari sisi finansial, Pertamina EP juga memperlihatkan kinerja di atas proyeksi. Hal itu dibuktikan dari pendapatan sepanjang kuartal I-2019 yang mencapai US$693 juta, naik dari periode sama 2018 sebesar US$675 juta. 

Direktur Operasi dan Produksi PT Pertamina EP, Chalid Said Salim mengatakan, untuk pendapatan perusahaan berasal dari penjualan minyak senilai US$353,54 juta dan gas US$339,56 juta. 

26 Persen Minyak Nasional dari Blok Rokan, Simak Target Produksi PHR Tahun Depan

“Profit after tax kami juga naik dari US$140 juta pada kuartal I-2018 menjadi US$167 juta pada kuartal I-2019,” ujar Chalid saat acara editor gathering di Jakarta, Senin 15 April 2019.

Ia menuturkan, peningkatan pendapatan dan laba bersih ditopang oleh peningkatan produksi minyak dari 74.500 BOPD pada kuartal I-2018 menjadi 82.000 BOPD pada kuartal I-2019. 

Peningkatan kinerja juga ditopang kenaikan harga jual Indonesia Crude Price (ICP). Di mana awal 2018 ICP US$48 per barel, tapi akhir 2018 menembus level US$70 per barel dan bertahan dengan fluktuatif pada kuartal I-2019. 

"Sedangkan asumsi harga gas US$6,08 per MSCF," ujarnya. 
 
Sementara itu, untuk proyeksi produksi Pertamina EP 2019 untuk migas 252,43 MBOEPD, terdiri atas produksi minyak 85 ribu BOPD dan gas 970 MMSCFD. Pada 2018, realisasi produksi minyak PEP mencapai 79.445 BOPD atau 98 persen dari target 81.142 BOPD dan gas 1.016,74 MMSCFD atau 102 persen dari target 994,01 MMSCFD.

Menurut Chalid, untuk mencapai target tersebut, manajemen Pertamina EP menyiapkan 1.514 pemboran sumur. Terdiri atas 1.146 sumur target Well Intervention (WI), 264 sumur target Work Over (WO), dan 104 sumur target Bor. 

"Sebanyak 28,6 persen atau 429 di antaranya dilaksanakan oleh Pertamina EP Asset 5, terdiri atas 245 sumur WI, 135 sumur WO dan 49 sumur bor,” katanya.  

Sementara itu, untuk tantangan tahun ini, Chalid mengungkapkan, selain pelaksanaan sisa rencana kerja pemboran, WO serta WI tepat waktu, PEP juga mempercepat produksi melalui POP tiga sumur dari tiga struktur, yaitu Akasia Maju (minyak), Kayu Merah (gas), dan Haur Gede (gas).

Di luar itu, Pertamina EP juga melakukan optimasi penerapan full development secondary recovery di struktur Rantau, Jirak, Ramba, Belimbing, dan Tertiary Recovery di struktur Tanjung. Kegiatan lainnya adalah menurunkan LPO akibat unplandes shutdown surface facilities, maksimum 330 BOPD.

“Kami juga berupaya untuk monetisasi gas dari struktur Sei Gelam, Sangetti, Haur Gede, Kayu Merah, North Kedung Tuban, Tapen, Suci, dan Trembul untuk peningkatan lifting gas,” katanya.

Di tempat yang sama, Irwan Zuhri, general manager Pertamina EP Asset 5 menambahkan, Pertamina EP di area Kalimantan mencatatkan produksi minyak 17.616 BOPD dari target 18.278 BOPD dan gas 16,366 MMSCFD dari target 15,66 MMSCFD. 

“Pertamina EP Asset 5 adalah backbone untuk produksi minyak Pertamina EP, sedangkan gas Pertamina EP Aset 2,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya