Pembangunan Kilang Bontang Ditarget Selesai 2026

Perusahaan Migas Asal Oman Sepakat Danai 100 Persen Pembangunan Kilang Bontang
Sumber :
  • Dok. Pertamina

VIVA – Perusahaan migas asal Oman, Overseas Oil & Gas atau OOG LLC menargetkan pembangunan kilang baru atau Grass Root Refinery atau GRR Bontang selesai pada 2026. Proyek dengan nilai investasi mencapai US$15 miliar ini bekerja sama dengan PT Pertamina. 

Dukung Peningkatan Kapasitas Nasional Lewat Industri Hulu Migas, IDSurvey Siap Beri Dampak Positif

Chairman OOG, Khalfan Al Riyami mengatakan, saat ini progres pembangunannya masih berada pada studi kelayakan atau feasibility studies, khususnya untuk sisi pendanaan. Proses ini diperkirakan selesai enam bulan sejak Framework Agreement yang diteken dengan PT Pertamina pada akhir 2018. 

"2026 (target) untuk penyelesaian kilang. Tidak mungkin (selesai) 2022. Sekitar 2025-2026, paling cepat 2025," kata Khalfan di Jakarta, Senin 15 April 2019.

Sri Mulyani Targetkan Investasi Hulu Migas Rp 223,3 Triliun

Setelah Feasibility Studies dilakukan, lanjut dia, barulah dilaksanakan kajian lanjutan Front End Engineering Design (FEED) yang memakan waktu setidaknya selama dua tahun. Kemudian, baru konstruksi sesungguhnya yang diperkirakan menelan waktu hingga lima tahun. 

"Lima tahun bisa selesai," kata dia. 

Rentetan Insiden Kilang Minyak Meledak, Dirut Pertamina Beberkan 4 Penyebabnya

Saat ini, Khalfan melanjutkan, pihaknya juga masih mencari mitra, baik yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri. Ditegaskannya, proyek besar ini memang tidak bisa dikerjakan sendirian.

"Proyek ini sangat besar. Kita tidak bisa sendiri, kita perlu mitra, equity, share project dengan kita dan juga mitra dengan Indonesia," ujar dia. 

Pembangunan GRR Bontang ini akan berkapasitas 300 ribu barel minyak per hari. Produk utamanya berupa gasoline dan diesel. Untuk pengembangan teknologinya, Khalfan menyebut sedang membicarakannya dengan calon mitra perusahaan asal eropa. 

"Saya belum bisa menyebutkan, karena belum tanda tangan," tutur dia. 

Sementara itu, untuk mitra dari perusahaan migas lain, ia mengaku masih membuka peluang dan akan menetapkannya setelah FS selesai. "Sekarang kita juga sedang berdiskusi dengan Cosmo Oil International (perusahaan minyak asal Jepang)," kata dia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya